.
Takengon | Lintas Gayo – Kualitas kopi Arabika di Kecamatan Celala Kabupaten Aceh Tengah rendah sehingga nilai jualnya terbilang rendah dan berbeda dengan wilayah lain di daerah penghasil kopi Gayo, Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Diungkapkan, Udin Vanlindungi, salah seorang pedagang pengumpul di Kecamatan Celala, Jum’at (27/1/2012), “pedagang hanya mau membeli kopi gelondongan di kawasan Celala antara Rp.7 ribu –Rp.8 ribu perbambunya, berbeda dengan ditempat lain bisa mencapai Rp.10 ribu,” kata Udin.
Menurutnya, kualitas kopi rendah yang menjadikan rendahnya harga kopi tersebut. “Setelah diproses menjadi gabah, dalam satu kaleng kopi Arabika gelondongan yang kita peroleh hanya 2.8 hingga 3 bambu gabah saja. Sementara normalnya mencapai 4 bambu gabah,” ungkapnya.
Ditanya penyebabnya, Udin menjelaskan kemungkinan karena banyaknya buah kopi gelondongan yang dipanen masih hijau, belum saatnya dipanen. Selain itu juga faktor hama buah kopi berupa Penggerek Buah Kopi (PBKO).
Antisipasinya Udin meminta agar dilakukan upaya sosialisasi kepada petani agar tidak memanen kopi dalam keadaan hijau serta dilakukan upaya-upaya dari pihak terkait dalam pemberantasan hama penggerek buah tersebut.
Kondisi ini tidak ditampik oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Celala, Ismail SP saat dihubungi Lintas Gayo melalui telepon genggamnya. “Benar, serangan hama PBKO agak tinggi di wilayah ini dan kita telah dan terus mengantisipasinya,” ujar Ismail.
Dijelaskan Kepala BPP ini, pihaknya juga telah mendata kelompok tani yang nantinya menjadi penggerak upaya peningkatan kualitas kopi dan salah satunya dengan memberantas hama PBKO.
“Saat ini kita masih menunggu turun tangannya pihak Dinas Perkebunan Kabupaten Aceh Tengah baik dalam hal bimbingan teknis maupun penyaluran bantuan sarana produksi pertanian serta bentuk bantuan lainnya,” pungkas Ismail. (Kha A Zaghlul)
.