.
JUM’AT malam tanggalĀ 27 Januari 2012, pukul 19.00 sampai dengan 20.00 WIB, cara Keberni Gayo Live kambali di Aceh TV Banda Aceh. Kali ini masih berbicara tentang pendidikan dengan memilih tema āSemangat Belajarā. Nara sumber yang dihadirkan adalah Johansyah, MA (Guru dan juga Mahasiswa Program Doktor Pasca Sarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Narasumber yang kedua adalah Ito Nangar, MA (Guru SMA Modal Bangsa Banda Aceh dan juga Mahasiswa Program Doktor Pasca Sarjana IAIN Ar-Raniry Banda Aceh).
Alasan pemilihan tema ini diantaranya adalah karena keprihatinan narasumberĀ terhadap kondisi pendidikan saat ini, mereka yang masih duduk di bangku pendidikan seolah tidak menaruh harapan akan pentingnya pendidikanĀ untuk masa mendatang mereka,Ā Para tenaga pengajar juga hanya menjadikan lmbaga pendidikan sebagai tempat untuk mencari kehidupan. Demikian juga dengan lembaga-lembaga pendidikan seakan tidak mempunyai visi dan misi. Itulah diantara muqaddimah yang disampaikan narasumberĀ pada acara interaktif ini.
Di Australia dalam satu bacaan disebutkan, ada seorang nenek yang mempunyai usia di atas 90 tahun, beliau masih kuliah di jenjang stratata satu (S1), beliau tidak merasa malu, malauh banga karena punya kesempatan mendapat pendidikan. Sangat berbeda dengan kondisi yang ada di kita, jangankan usia yang senja usia yang sangat muda juga tidak semangat untuk sekolah dan melanjutkan pendidikan.
Orang di tempat lain selalu memegang buku kemana ia pergi, mereka selalu membaca buku kendati berada di atas bus, di tempat-tempat umum. Suasana selalu belajar seperti ini tidak kita dapatkan di daerah kita. Kita harus mencari akar permasalahannya kenapa masyarakat kita sangat rendah minatnya untuk belajar.
Memperhatikan pendidikan di nagara Malaysia berdasarkan pengalaman nara sumber, dimana kurikulum mereka tidak sebaik di Indonesia dan juga guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah ternama. Sebagian dari tenaga pengajarnya tidak punya latar belakan pendidikan keguruan. Tetapi kenapa pendidikan mereka lebih bagus, tidak lain hanyalah dikarenakan oleh semangat belajar mereka. Di Negara kita kalau kita perhatikan bagaimana penyelenggaraan lembaga pendidikan keguruan, maka terlihat kepada kita bahwa tidak imbang antara teori dengan praktek. Seharusnya untuk sekolah keguruan materi praktekĀ lebih banyak atau imbang dengan teori, namum kenyataannya teori tetap lebih banyak sehingga mereka yang akan dicetak menjadi guru tidak pernah sesuai dengan harapan dari pendidikan.
Antara lain penyebab berkurangnya semangat generasi muda untuk mencari ilmu adalah, karena pengaruh pola pendidikan yang ditanamkan oleh budaya masyarakat kita, dimana harapan mereka agar setelah tamat sekolah dapat menjadi pengawai Negeri. Namun ketika kurangnya penerimaan Pengawai Negeri maka semangat mereka yang menuntut ilmu juga semakin berkurang. Penyebab yang lain juga sebagaimana yang telah disebutkan yaitu kurangnya motivasi dari orang tua terhadap pendidikan anak. Guru juga hampir tidak pernah memberi gambaran, kemana anak didik mereka akan melanjutkan pendidikan setelah tamat nanti. (Drs. Jamhuri, MA)