Ingin Koleksi Keni Gayo, Datanglah ke Kebayakan

Takengon | Lintas Gayo – Keni (kendi, gerabah-red) adalah salah karya orang Gayo yang terbuat dari tanah liat yang sudah dikenal sejak masa pra sejarah kehidupan manusia ditepian danau Lut Tawar yang dibuktikan dengan temuan para arkeolog dari Balai Arkeologi (Balar) Medan Sumatera Utara dalam serangkaian penelitian dari tahun 2009 hingga 2011 lalu.

Namun kini, Keni Gayo sudah langka ditemukan dan jikapun ada hanya diwaktu-waktu dan orang-orang tertentu saja.

Adalah Nur Inen Murni, warga Jongok Meluem Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah hingga kini masih mengkoleksi sejumlah Keni Gayo dengan berbagai macam bentuk dan nama, Keni Rawan, Keni Banan dan Labu.

Dia memiliki keahlian membuat Keni ini dan sempat dilirik oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan membuat Keni dalam jumlah banyak sejak tahun 1986 untuk keperluan pameran di ajang Pekan Kebudayaan Aceh (PKA).

Cara membuat Keni, menurut Nur Inen Murni, Sabtu (11/2/2012) dimulai dengan menghaluskan bahan berupa tanah liat dengan ditumbuk.

Lalu dibentuk sedemikan rupa dengan bentuk Keni yang diinginkan. Lalu diukir dengan dengan ornamen Kerawang Gayo dan dikeringkan selama 5 hari sebelum kemudian dibakar agar bisa difungsikan sebagai penampung air.

Untuk memperoleh Keni berkualitas, pembakaran ini dilakukan dari pagi hingga sore dengan membakar sekam atau ampas padi.

Saat ini, persediaan keni Nur Inen Murni masih cukup banyak dan yang berminat bisa langsung kerumahnya di Jongok Meluem Kebayakan. Adapun kisaran harga Keni tersebut Keni Rawan dan Keni Banan Rp. 50 ribu perbuah dan Labu dibandrol Rp.30 perbuah. Dan jika ingin memiliki asbak buatan Nur Inen Murni maka harganya cuma Rp.10 ribu perbuahnya.(Mujahidsyah/Red.03)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.