by

Forum Lintas Gayo Jakarta Gelar Sharing Jurnalistik

Jakarta | Lintas Gayo – Dasar-dasar jurnalistik tidak terlepas dari cara penulisan berita dan wawancara. Tata penulisan serta wawancara pun tak jauh dari unsur 5W1H. 5W1H—who, what, where, when, why, dan how. Demikian simpulan Fikar W. Eda, yang bertindak sebagai pemateri Sharing Jurnalistik yang digagas Forum Lintas Gayo di Senayan, Jakarta, Rabu (15/2/2012)

Tapi, sekarang, kata Wartawan Serambi Indonesia itu, ada kebijakan dari masing-masing media untuk menguatkan di salah satu pertanyaan tadi. Apakah who atau how? Kembali lagi ke kebijaksanaan media. Selain itu, urainya, dalam peliputan berita juga, dikenal dengan piramida dan piramida terbalik. Bentuk piramida mengutamakan informasi yang penting dulu, baru yang tidak. Kalau piramida terbalik, sebaliknya.

Di lain pihak, kata penyair nasional asal Aceh tersebut, ada perbedaan yang signifikan antara media online, cetak, televisi, dan radio. Media online, lebih mengutamakan kecepatan pemuatan beritanya. Dari isi, tidak terlalu deep. Sebaliknya, media cetak lebih mengutamakan ke-deep-pan dengan ulasan yang lebih luas dan komprehensif. “Cuma, media cetak harus bisa melihat sisi lain dari berita yang sudah naik. Isinya jangan sama seperti online. Pun, isunya sama. Namun, ada sisi lain yang diangkat,” sebut Mahasiswa S-2 Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu.

Sementara itu, sambung Fikar—panggilan Fikar W. Eda—media televisi menguatkan gambar. Terakhir, radio memiliki kelebihan pengesanan pemberitaan. “Kebakaran, misalnya. Sebagai pendengar, seolah-olah kita bisa merasakan kejadian kebaran tersebut di depan mata kita,” katanya.

Follow Up

Agustia Feriandi, salah seorang peserta, mengatakan, perlu kelanjutan sharing tersebut. “Sharing ke depannya, kalau bisa, lebih membahas hal-hal yang lebih teknis. Selain itu, sarannya, dapat diundang pula jurnalis lainnya dari Gayo yang ada di sini. “Tahap awal, sudah bagus, lah.  Yang terpenting, kawan-kawan sudah berbuat. Dan, tidak sekedar berwacana (cerak pelin). Mudah-mudahan, sharing seperti ini dapat memberikan dampak positif. Al hasil, catatan Gayo tidak lagi tercecer dan bisa terpublikasi dengan lebih baik,” sebutnya dengan semangat.

Pada saat yang sama, Yusradi Usman al-Gayoni, Koordinator Forum Lintas Gayo Jakarta, menyebutkan, akan coba menggelar kegiatan-kegiatan serupa. Bahkan, kegiatan-kegiatan lain yang lebih besar dan positif sifatnya. Lebih-lebih lagi, yang berkenaan dengan pengembangan dan pemberdayaan orang Gayo. “Ke depannya, kita sangat mengharapkan dukungan semua pihak. Khususnya, dari orang-orang Gayo yang ada di sini,” harapnya saat menutup kegiatan sharing jurnalistik tersebut. (Faiz Akbar)

.

Comments

comments