Ada yang Salah di Saman Itu…

Catatan Perjalanan ISPO SMAN 1 Takengon Part V

PAGI itu kami berangkat agak siang, tidak seperti biasanya dihari-hari penilaian, semua peserta dan guru langsung menaiki bis untuk dihantarkan ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII), disinilah acara puncak pengumuman pemenang sekalian penutup ISPO ke-4 tahun 2012, tepatnya di Gedung Sasona Langen Budoyo, dalam scedule acara, penutupan dimulai setelah shalat Jum’at, kami pun memanfaatkannya untuk berkeliling di TMII itu.

Setelah menunaikan shalat Jum’at di Masjid terdekat semua peserta langsung menuju gedung dimana penutupan akan dilangsungkan. Tak terasa kegiatan penutupan pun segera dilakukan, kami semua dihibur dengan berbagai kesenian termasuk Saman. Saman yang beberapa waktu lalu di dipatenkan Unesco sebagai menjadi warisan Budaya Dunia.

Tapi ada yang menganjal dalam pikiran ku dan kedua rekan Fitri dan Sona, dimana Saman yang biasa dimainkan oleh para pria di Gayo kini dimainkan oleh sekelompok siswi dari SMA Pasiad Kharisma Bangsa, Saman disitu diiringi oleh dua orang pemain musik yang memengang rebana, dan pemain musik itu pula yang menyanyikan lagu-lagu berbahasa Aceh untuk mengiringi tarian dari siswi-siswi itu, semua orang bertepuk tangan dengan meriah.

Setahu ku, Saman tidak menggunakan alat musik seperti rabana, Saman hanya menggunakan gerakan tubuh untuk memberikan nada yang terharmonisasi dengan baik, kecepatan gerakan tubuh terlebih tangan yang kompak, maka disebutlah saman dengan ucapan tangan seribu.

Tetapi saman yang dimainkan oleh sekolah Pasiad tersebut sangat menyimpang dari apa yang ku lihat dengan Saman Gayo, mungkin mereka tak paham atau sengaja membuat Saman menjadi seperti itu, kami pun sedih melihat pergeseran Saman yang sebenarnya.

Pengumuman Pemenang

Setelah semua prosesi seni yang disungguhkan panitia, semua peserta terlihat terdiam, setelah sambutan penutupan ISPO oleh Prof. Dr. Bambang Soedibyo, pengumuman pun segera dibacakan, dengan hati yang gundah semua peserta terlihat berdoa dan berdiam diri, berharap nama sekolahnya dipanggil dipodium kehormatan untuk dikalungkan mendali sebagai tanda juara.

Aku, Fitri dan Sona mulai cemas, karena beban yang kami pikul seakan bertambah berat, target kami diajang ini memang hanya meraih 1 mendali perunggu saja, jika dibandingkan dari project penelitian yang kami merasa pesimis target itu dapat tercapai.

Satu demi satu bidang telah diumumkan, SMAN 1 Takengon tahun ini meloloskan 3 tim masing-masing dibidang Rekayasa Teknologi, Komputer dan Kimia.

Bidang Rekayasa Teknologi pun telah dibacakan, tanpa ada terselip nama SMAN 1 Takengon disitu, begitu juga dengan Bidang Komputer, hati kami mulai gelisah tak menentu, tak ada diantara kami bertiga terucap sebuah kata pun, dan harapan mulai pupus, karena bidang tinggal Bidang Kimia yang belum dibacakan, jika dilihat dari persaingan maka hal mendali sulit diperoleh dari bidang ini, Fitri mulai menutup mata, dan tak mau melihat hasil yang akan dibacakan, dan akhirnya datang juga nama SMAN 1 Takengon kembali terpanggil dibidang kimia dengan project penelitian “Pemanfaatan Daging Buah Kopi Sebagai Alternatif Pengganti Gula Pasir Untuk Mengurangi Resiko Terkena Penyakit Diabetes” yang ditulis oleh Dika Ramadhanu dan Ipak Putri Iwanisa untuk meraih Honourrable Mention (Perunggu), kami pun langsung berdiri dan berteriak seakan tak percaya dengan pengumuman itu, harapan yang tadinya telah pupus kini kembali bersemangat.

Rasa bangga tak terkira seakan melayang dan terbang, sekolah yang dikelilingi gunung-gunung menjulang tinggi, dihamparan kaki gunung Lauser dan selalu diselimuti awan mampu membuktikan prestasinya ditingkat nasional, sangat jarang sekolah di lembah ini yang berhasil mengukir prestasi itu, rasa bangga bercampur haru menyelimuti kami semua, seakan tak terkira oleh apapun, ingin sekali kami cepat-cepat sampai ke Takengon menyampaikan kepada insan pendidikan disana, bahwa kita tak lagi tertinggal di dunia pendidikan. Berharap ditahun-tahun berikutnya akan lebih bisa meningkatkan prestasi ini.

Kami pun kembali kepenginapan dan bersiap membenahi barang-barang yang akan dibawa pulang, karena besoknya semua peserta telah menyelesaikan semua apa yang terkait dengan ISPO ke-4 tahun ini. (Darmawan Masri)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.