Takengon | Lintas Gayo – Kekayaan bumi Linge kembali terungkap, kali ini lokasi sejumlah tumbuhan langka, Rafflesia ditemukan warga di hutan Mungkur Kecamatan Linge Kabupaten Aceh Tengah.
“Menurut warga setempat, banyak Rafflesia di hutan yang berdekatan dengan kebun mereka. Mereka menunjukkan foto-fotonya yang diambil dengan kamera handphone kepada saya beberapa hari lalu,” kata Busra, seorang warga pemukiman Isaq kepada Lintas Gayo, Kamis (19/4/2012).
Warga tersebut tidak tau jika tumbuhan tersebut dikategorikan sebagai tumbuhan langka dan dilindungi. Dan yang membuat saya tambah takjub, lokasi tumbuhnya Rafflesia tersebut berdekatan dengan hamparan tempat tumbuhnya Kantong Semar (Nepenthes) atau dalam bahasa Gayo dikenal dengan nama Tetakur, kata Busra.
Untuk upaya perlindungan lokasi yang berjarak sekitar 6 kilometer dari Kampung Mungkur tersebut dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab, menurut Busra, warga setempat sudah bersepakat mengawasi secara ketat jika ada orang selain warga setempat yang berkunjung.
“Mereka menginginkan agar lokasi tersebut dilindungi secara resmi oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan dijadikan sebagai lokasi kunjungan wisata minat khusus,” ungkap Busra.
Secara terpisah, Camat Linge, Nasrun Liwanza membenarkan informasi temuan tersebut, dan pihaknya akan segera melakukan peninjauan ke lokasi dengan melibatkan pihak terkait di jajaran Pemkab Aceh Tengah.
“Kami kira lokasi tumbuhnya Kantung Semar dan Rafflesia di Kampung Mungkur dapat dipromosikan sebagai salah satu lokasi kunjungan wisata di tanah Gayo yang tentunya berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat,” harap Nasrun Liwanza.
Dari penelusuran di wikipedia, Rafflesia adalah genus tumbuhan bunga parasit. Ia ditemukan di hutan hujan Indonesia oleh seorang pemandu dari Indonesia yang bekerja untuk Dr. Joseph Arnold tahun 1818, dan dinamai berdasarkan nama Thomas Stamford Raffles, pemimpin ekspedisi itu. Ia terdiri atas kira-kira 27 spesies (termasuk empat yang belum sepenuhnya diketahui cirinya, semua spesiesnya ditemukan di Asia Tenggara, di semenanjung Malaya, Kalimantan, Sumatra, dan Filipina. Tumbuhan ini tidak memiliki batang, daun ataupun akar yang sesungguhnya.
Sementara Kantong Semar, Nepenthes (bahasa Inggris: Tropical pitcher plant), yang termasuk dalam familia monotipik, terdiri dari 130 spesies dan belum termasuk hibrida alami maupun buatan. Genus ini merupakan tumbuhan karnivora di kawasan tropis Dunia Lama, kini meliputi negara Indonesia.
Tumbuhan ini dapat mencapai tinggi 15-20 m dengan cara memanjat tanaman lainnya, walaupun ada beberapa spesies yang tidak memanjat. Pada ujung daun terdapat sulur yang dapat termodifikasi membentuk kantong, yaitu alat perangkap yang digunakan untuk memakan mangsanya (misalnya serangga, pacet, anak kodok) yang masuk ke dalam. (Kha A Zaghlul)