Yogyakarta | Lintas Gayo ā Tari Saman lagi-lagi membuat kagum yang menontonnya. Kali ini ratusan peserta,undangan dan penonton dalam acara Festival Warisan Budaya Nusantara dan Festival Bedah Rumah 2012 di gedung Expo Center (EC) Yogyakarta, Rabu (16/5/2012) berdecak kagum.
Kesenian Gayo Saman yang dimainkan olehĀ Ikatan Mahasiswa Gayo Lues (IMAGAYO) Yogyakarta Ā tampil memukauĀ dalam acara Festival Warisan Budaya Nusantara dan Festival Bedah Rumah 2012 di gedung Expo Center (EC) Yogyakarta, Rabu (16/5/2012).
Acara tahunan yang digelar tanggal 16-20 Mei ini digelar oleh pemerintah Yogyakarta dibawah Dinas Pariwisata ini dihadiri oleh para pejabat daerah dari pemerintah setempat. Lebih dari 500 orang undangan hadir dalam acara tersebut diantaranya Walikota, Kepala Dinas, lembaga dan instansi lainnya yang ada di Yogyakarta.
Rahim salah satu panitia menyatakan bahwa tujuan acara ini diadakan dalam rangka mempromosikan dan melestarikan warisan budaya nenek moyang Indonesia, mulai dari makanan, tarian, rumah adat dan budaya budaya lainnya dari seluruh Indonesia.
Di temui di sela-sela acara, Iqbal salah satu penonton menyatakan bahwa tarian Saman Gayo merupakan tarian yang luar biasa, tarian yang memiliki kekompakan, kecepatan gerak, sehingga siapapun yang menonton tarian ini akan bertanya tanya tentang bagaimana cara mereka melakukannya.
Tari Saman merupakan tarian satu-satunya yang diminta khusus oleh pihak panitia untuk mengisi pembukaan pada acara tersebut.
Rizal salah satu pengurus Imagayo menyatakan, ini merupakan suatu kehormatan bagi mereka, mengingat tari Saman sudah diakui oleh badan dunia UNESCO.
āSudah selayaknya kami sebagai mahasiswa Gayo untuk melestarikan dan mempromosikan tarian peninggalan nenek moyang kita, agar kelak tidak ada lagi pihak pihak yang mengklaim tarian ini,ā kata Rizal.
Namun di balik even-even yang sering mereka ikuti dan memukau penonton, ternyata ada keluhan yang sangat mengganggu pementasan mereka.āBaju Kerawang Gayo yang kami miliki saat ini sebenarnya sudah tidak layak untuk di pakai,ā kata Rizal.
Namun itu bukanlah menjadi halangan bagi kami untuk terus mempromosikan tari Saman yang sebenarnya, tutupnya. (Syarifuddin/red.03)