Takengon | Lintas Gayo – Sebanyak 9 orang peneliti dari Koordinatorat Kelautan dan Perikanan (KKP) Universitas Syiah Kuala berkerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Pertamanan Kabupaten Aceh Tengah melakukan kajian biodiversitas dan kualitas air Danau Lut Tawar (DLT), kegiatan ini dilakukan selama 3 hari mulai 29-31 Mei 2012.
Ketua tim peneliti Dr. Muchlisin Z.A., S.Pi, M.Sc, Rabu 6 Juni 2012 menjelaskan bahwa hasil penelitian ini nantinya akan dipublikasikan dalam Jurnal Depik dengan lamat website www.depik.unsyiah.ac.id yang telah diterbitkan oleh KKP Unsyiah beberapa bulan lalu.
Dirincikan Muchlisin Z.A, beberapa topik penelitian yang akan dikaji kali ini antara lain :
- Aspek Sosial ekonomi nelayan DLT, penelitian ini dipimpin oleh Dr. Indra bersama anggotanya M. Nazir, S.Kel.
- Habitat pemijahan ikan depik, dilakukan oleh Dr. Muchlisin
- Komunitas moluska perairan, oleh Dr. Edi Rudi
- Komunitas insekta akuatik, oleh Dr. Suwarno
- Tipe subtrat dan sedimentasi, oleh Ichsan Setiawan, M.Si
- Monitoring kualitas air DLT, oleh Arie Muhardy, SKH (Mahasisw S2 Unsyiah)
- Biodiversitas makrofita akuatik DLT, oleh Irma Dewiyanti, M.Sc
- Biodiverasitas Ferifiton, oleh Nurfadhilah, M.Si
- Kebiasaan makan ikan depik dan ikan kawan, oleh Rinaldi (Masiswa S1 KKP Unsyiah)
Muchlisin juga menjelaskan bahwa beberapa aspek penelitian lain yang telah dilakukan dan akan dipublikasikan bersama-sama dalam Jurnal Depik, antara lain komunitas plankton di DLT oleh Nur fadhillah dan Model hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan oleh Yopi Ilhamsyah, keduanya dalam proses review untuk diterbitkan dalam Jurnal Depik.
Sementara Muchlisin sendiri lebih fokus pada penelitian ikan Depik. “Beberapa penelitian yang telah saya lakukan termasuk aspek biologi reproduksi, distribusi dan produksi, pola pertumbuhan dan genetik,” kata Muchlisin.
Hasil-hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan dibeberaoa jurnal internasional dan dapat dengan mudah ditemukan dan dibaca di internet.
“Kali ini saya fokus pada aspek ekologi untuk melihat tipe habitat spawning ground (pemijahan-red) ikan Depik dan juga kebiasan makanan ikan Depik dan ikan Kawan, penelitian ini akan dibantu oleh mahasiswa S2 dan S1 dari Unsyiah,” jelas Muchlisin.
Ikan Depik dan Ikan Kawan Dapat Dipijahkan
Selain aspek reproduksi, aspek kebiasaan makanan juga penting dilakukan sebagai upaya penyediaan informasi bagi pengembangan teknologi budidaya kedua ikan berkenaan dimasa depan.
“Secara teoritas dan empiris dilapangan saya menilai ikan Depik dan ikan Kawan dapat dipijahkan secara buatan dan dibudidayakan, namun masalahnya apakah kegiatan tersebut ekonomis atau tidak, itu persoalan lain. Namun setidaknya dari aspek konservasi akan sangat bermanfaat,” urai Muchlisin.
Kedepan, menurut Muchlisin penelitian yang sangat mendesak dilakukan adalah untuk pemetaan batimetri DLT, sehingga dapat diketahui sebaran kedalaman di DLT, selain berfungsi utk kajian ikan Depik sendiri, informasi ini juga bermanfaat bagi wisatawan agar terhindar dari musibah tenggelam karena tidak mengetahui informasi tentang tempat-tempat yang berbahaya di DLT.
“Selain itu hendaknya penelitian monitoring kualitas air dan biodiversitas DLT perlu rutin dilakukan agar diperoleh gambaran yang lengkap tentang DLT. Oleh karena itu dukungan dan peran aktif Pemerintah Aceh dan Pemda Aceh Tengah bersama-sama dengan DPRA dan DPRK sangat diperlukan agar penelitian ini dapat dilaksanakan pada tahun depan,” saran Muchlisin. (Kha A Zaghlul/red.03)