Takengon | Lintas Gayo – Dewan juri lomba Resam Munoling (tradisi panen padi khas Gayo) yang digelar di Kala Toweren Kecamatan Lut Tawar Aceh Tengah memutuskan tidak ada yang unggul atau juara dalam lomba yang baru pertama kali di gelar di Gayo tersebut.
“Kami bingung menentukan tim mana yang menang, karena dari 4 tim yang ikut serta punya kelebihan dan kekurangan yang nyaris sama,” kata Mustafa AK, ketua dewan juri lomba tersebut, Minggu 10 Juni 2012.
Hal ini menurut Mustafa AK dari Majelis Adat Aceh Nenggeri Gayo (MAANGO) Aceh Tengah ini disebabkan karena belum adanya standarisasi kriteria penilaian yang baku. “Ini yang pertama, sehingga belum ada penentuan standar penilaian Resam Munoling yang menjadi patokan juri,” ungkapnya.
Dari pengalaman tersebut, pihaknya akan mulai menyusun standar tradisi Resam Berume (tradisi bercocok tanam padi khas Gayo) termasuk Resam Munoling untuk dijadikan referensi khasanah budaya Gayo yang sudah ditinggalkan tersebut.
Atas diputuskannya tidak ada yang menang dan kalah dalam perlombaan tersebut, kepala mukim Lut Tawar, Tgk Haikal Sadik, Kejurun Belang Tgk Aman Kasran dan Reje empat kampung peserta lomba (Reje adalah sebutan kepala kampung di Aceh Tengah) menyatakan sangat gembira.
‘Putusan dewan juri sangat tepat serta bijaksana. Dalam hal ini yang kalah adalah dewan juri dan yang menang adalah generasi kita yang sedikit demi sedikit mulai menggali kekayaan khasanah budaya Gayo,” kata Haikal Sadik diamini ketua penyelenggara, Isranuddin dari Satuan Pemuda Bintang Kebayakan Lut Tawar (SAP-BIKLAR).
Adapun yang menjadi juri dalam lomba tersebut diantaranya Ahmad Banta, Salman Yoga S, Rahmawati Djauhar Ali dan Mustafa AK sendiri.
Sementara menurut Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Tengah, Muchlis Gayo yang disampaikan saat menutup acara tersebut, kegiatan Resam Berume akan diusulkan kepada Bupati Aceh Tengah dan pihak legislatif agar menjadi even tahunan. Dan diharapkan menjadi sumber ekonomi kreatif bagi masyarakat di sekitar danau Lut Tawar.
Selain itu, belajar dari penyelenggaraan Resam Munoling tersebut, pada tahun 2013 mendatang saat penyelenggaraan even Festival Danau Lut Tawar akan digelar dengan dukungan dana yang memadai sehingga panitia dapat bekerja maksimal terutama dalam hal promosi kegiatan.
“Selain pihak legislatif, dukungan masyarakat sangat dibutuhkan agar even-even seni dan budaya Gayo dapat lebih sering digelar di Aceh Tengah,” pungkas Muchlis Gayo. (Win Djanur/red.03)