Ā 
Takengon | Lintas Gayo – Pemerhati wisata Kabupaten Aceh Tengah, Zulkarnain mengkritisi perubahan-perubahan yang dilakukan di objek wisata Loyang (Gua-red) Puteri Pukes yang terdapat di kawasan Mepar Kecamatan Kebayakan.
“Banyak kali yang diotak-atik dan ditambah-tambah di Loyang Peteri Pukes, dan jadinya cenderung mengada-ngada,” kata Zulkarnain bernada kesal, Sabtu 16 Juni 2012.
Misalnya, kata Zulakarnain, kok ada kaki dan tangan raksasa dibuat dari semen. Juga di dalam gua ada beberapa titik yang ditambah-tambah dengan beton. “Ini kan justru membuat Loyang Peteri Pukes tidak menarik, padahal lokasi tersebut adalah objek paling populer bagi wisatawan yang berkunjung dari pesisir Aceh,” ujar Zulkarnain.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Drs. Ishak melalui Kepala Seksi Destinasi dan Objek Wisata, Elfitra Zikriadi menyatakan pihaknya tidak diberitahu ketika hendak merenovasi lokasi tersebut. “Tiba-tiba saja benda-benda yang dibuat berbahan semen tersebut sudah ada, dan itu dilakukan beberapa tahun lalu ” kata Elfitra.
Ditanya kenapa objek tersebut tidak dikelola oleh Pemerintah, Elfitra menerangkan lokasi tersebut berada di lokasi tanah milik pengelola tersebut sehingga Pemerintah tidak bisa berbuat banyak selain hanya mengingatkan sang pemilik agar tidak lagi merubah objek tersebut.
Bahkan, menurut Elfitra, sang pengelola pernah dikirimkan untuk mengikuti pelatihan tentang pengelolaan kepariwisataan di Banda Aceh beberapa tahun lalu.
Dia juga menghimbau kepada setiap pengelola, pemilik dan masyarakat tidak melakukan perubahan bentuk dari objek wisata baik berupa objek wisata alam, objek wisata budaya, situs dan sejarah yang ada di Aceh Tengah. Selain mengurangi keindahan juga berbenturan dengan Undang-undang Kepariwisataan. (Win Djanur/red.03)
Ā
