Icha, Gadis Kecil Berjiwa Seni Besar

UNTUK mampu bermain alat musik merupakan idola dari sebagian banyak orang. Karna banyak orang yang percaya, dengan seni hidup ini akan menjadi indah. Maka dari itu banyak yang menjadikan seni sebagai ajang mengembangkan jiwa sosial, memperluas wawasan, bahkan sampai untuk mencari nafkah.

Namun untuk memainkan alat musik itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi alat musik seperti biola yang dikenal rumit dalam memainkannya. Maka tidak jarang kita lihat, sulit untuk menemukan orang yang mampu memainkannya. Karena Selain harus mempunyai bakat, juga harus memiliki kesungguhan dan semangat yang besar, karna dalam belajar biola harus mempunyai jiwa ketekunan yang tinggi.

Seperti Aisyah Suha Nabilah, salah satu anak berbakat yang saat ini masih duduk di bangku kelas satu MIN di Banda Aceh ini sudah mampu memainkan biola dengan baik walaupun saat ini masih berumur 6 tahun.

Gadis berbakat yang akrap dipanggil Icha ini terlahir dari keluarga yang lingkungannya kental dengan seni. Ayahnya yang bernama Jamal Taloe adalah seorang musisi tradisional Aceh yang sudah banyak melahirkan karya musik di perindustrian musik Aceh. Begitu juga dengan Ibunya yang bernama Rita Dewi, seorang sarjana Etnomusikologi lulusan Universitas Sumatra Utara (USU) Medan adalah seorang ibu berbakat yang saat ini aktif sebagai pengajar biola.

Alunan musik yang indah, gerakan tangan yang tegas dari jemari seorang gadis yang terhitung masih sangat belia ini menunjukkan kepiawaiyannya dalam bermain biola. Betapa tidak, tak ada nada yang fals atau sumbang saat Icha memainkan biolanya pada beberapa pementasan yang di gelar di Aceh.

Icha sudah belajar biola dengan ibunya sejak usia 4 tahun dan mulai tampil secara profesional sejak umur 5 tahun di beberapa event di Banda Aceh dan mampu memainkan beberapa lagu bersama beberapa temannya yang tergabung dalam SUHA Ansamble (Ansamble Biola) pimpinan Ummi nya, begitu sebutan Icha untuk memanggil Ibu nya.

Pada tahun 2011 Icha sebenarnya akan tampil bersama Komunitas Music Atjeh bersama kedua orang tuanya sebagai peserta termuda pada sebuah event di kampus ISI Padang Panjang, tapi saat itu Icha jatuh sakit yang akhirnya dia batal ikut ke Padang Panjang, terang Jamal kepada Lintas Gayo, Selasa (17/7/2012) malam,

Jamal mengaku, bagi mereka sebagai orang tuanya Icha adalah sebuah anugerah yang tak ternilai harganya. “Kami akan berusaha memfasilitasi kebutuhan Icha untuk tetap berkreatifitas dibidang seni,” ujar Jamal.

Jamal menambahkan, saat ini Icha sedang giat bermain piano dan beberapa alat perkusi untuk mengembangkan jiwa seni yang ada pada diri Icha. “Semoga kecintaannya terhadap seni tetap dilanjutkan hingga dewasa, sehingga bermamfaat buat dirinya sendiri dan juga untuk orang lain,” harap Jamal.(Supri Ariu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.