TAPE (ragi, Gayo-red) Belang Gele, yang diproduksi oleh keluarga Inen Jasri memang sudah sangat ternama di dataran tinggi Gayo, khususnya Aceh Tengah. Selama bulan Ramadhan 1433 H, setiap harinya terjual hampir 1000 bungkus dengan harga Rp.1000,- perbungkusnya.
Ragi ini terbuat dari beras (ketan) merah dan beras putih oleh Inen Kikin, anak kedua dari Inen Jasri yang dibantu oleh 2 orang pekerja serta Aman Kikin sendiri yang bertugas mencari daun keladi pembukus tape sekaligus sebagai penjual di depan rumah mereka di Belang Gele Kecamatan Bebesen Aceh Tengah.
Menurut Aman Kikin, saat ini sudah banyak sekali yang membuat tape saat bulan Ramadhan, akibatnya sangat sulit mendapatkan daun keladi pembungkus tape. “Saya mencari daun keladi hingga perbatasan Bener Meriah dan Bireuen dan berangkat setelah subuh,” ujar Aman Kikin, 27 Juli 2012 lalu.
Seorang pembeli yang disapa Lintas Gayo, Munzir yang merupakan salah seorang pejabat teras di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah mengaku ketagihan dengan ragi produksi keluarga Inen Jas. “Saat Ramadhan, saya kerap datang kemari membeli ragi disini sebagai menu berbuka puasa,” kata Munzir yang membeli 20 bungkus ragi. 
Sementara menurut Inen Jas, dia memulai usaha pembuat ragi sejak belasan tahun silam untuk menutupi kebutuhan keluarganya, terutama untuk biaya pendidikan anak-anaknya yang saat itu sedang kuliah.
“Dari kopi saja tidak cukup, saat itu bersama mendiang suami saya mencoba usaha membuat ragi dan Alhamdulillah saat ini diteruskan oleh anak-anak saya,” kata Inen Jas, seorang ibu berdarah Kebayakan ini.
Kini anak-anak Inen Jas yang berjumlah 7 orang sudah berhasil dalam beberapa profesi, salah seorangnya Jasri, kini menjabat sebagai Kepala Bank Pembangunan Daerah (BPD) Aceh Cabang Bireuen. Anak-anaknya umumnya merantau, ada yang di Medan, Tapaktuan, Blangkejeren dan Banda Aceh. Hanya 2 orang yang berdomisili di Takengon. (Kha A Zaghlul)
