Jakarta | Lintas Gayo – Pun jauh dari tanoh Gayo, seni Gayo ikut tumbuh di perantauan. Demikian halnya di Jakarta. “Sejak saya ke Jakarta, seni Gayo sudah ‘bernafas’ di Jakarta,” kata penyanyi Gayo bersuara khas, Kandar SA di Jakarta Selatan beberapa waktu.
Dalam perkembangannya, jelasnya, muncul sanggar-sanggar yang mewadahi penyuka dan penggiat-penggiat seni dari Gayo di ibu kota, seperti Sanggar Buntul Kubu, Mentari, dan grup Singkite. Baru muncul Armaya dan Bengkel Musik Aria Tanjung.
Dengan demikian, kreativitas mereka bisa tersalurkan. Lebih dari itu, melahirkan karya-karya yang kemudian bisa mengenalkan urang Gayo dan tanoh tembuni. Pada akhirnya, katanya melanjutkan, ikut menyelamatkan dan melestarikan warisan munyang datu.
“Secara pribadi, saya selalu mengisi acara-acara orang Gayo,” akunya. Juga, kerap diundang dalam pelbagai kegiatan kesenian. Sejauh ini, Kandar sudah mengeluarkan dua belas album baik solo maupun nonsolo.
“InsyaAllah, saya akan terus berseni untuk Gayo. Si penting, sehat-sehat (yang penting, sehat-sehat),” katanya (al-Gayoni).