Ratusan Sapi Peternakan Ketapang Linge Mati

TAKENGON – Program Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk mengembangkan sapi di lokasi peternakan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Ketapang Dua, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah terancam gagal sebab ratusan sapi di peternakan tersebut mati terserang penyakit.

M Yacob, salah seorang petani di KTM Ketapang Dua kepada The Atjeh Post, Senin, 3 September 2012 kemarin mengatakan jika ratusan sapi yang mati tersebut telah terjadi sejak sapi dimasukkan ke KTM Ketapang Dua pada tahun 2010 silam dan berlangsung hingga tahun 2012 ini.

Selain itu kata Yacob petugas Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dari Dinas Peternakan Aceh Tengah yang telah ditetapkan oleh Pemkab sangar jarang berada di tempat, sehingga tidak pernah mengontrol masyarakat selau petani peternakan terpadu tersebut.

“Saat kami melapor kepada petugas UPTD yang berkantor tidak jauh dari tempat penernakan terpadu, petugas tersebut juga tidak berada di kantor mereka, padahal kami 100 KK petani dari peternakan terpadu Ketapang Dua sangat membutuhkan petugas kesehatan itu,” ujar Yacob.

Menurutnya puluhan ekor sapi yang terakhir diterima masyarakat pada bulan puasa lalu juga ikut mati hanya berselang dua pekan karena terkena penyakit gondok (bengkak di leher), atas kejadian itu masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa.

Kepala UPTD Peternakan Ketapang Dua, Rahmandi, saat dikonfirmasi The Atjeh Post Senin, 3 September 2012 kemarin di Desa Uwaq, Kecamatan Linge, mengatakan ada sembilan petugas UPTD terdiri dari lima orang PNS dan empat orang tenaga honorer yang berada di sana. Ia mengakui jika petugas UPTD jarang berada di sana dan lebih sering pulang ke Takengon.

Sebelumnya tim pansus II Bidang Pembangunan DPRK Aceh Tengah, Bardan Sahidi, mengatakan bahwa tim menemukan adanya sejumlah sapi yang berasal dari anggaran proyek Otsus Aceh tersebut tidak layak dan sudah ada yang mati sebelum serah terima dengan dinas terkait.

“Ini menjadi tanggung jawab rekanan, belum serah terima kok sudah mati, demikian pula dengan sapi yang tidak sesuai standar, kita minta Pejabat Pengendali Teknis Kegiatan (PPTK) dapat bersikap, sehingga tidak merugikan uang daerah,” ungkap Bardan Sahidi kepada The Atjeh Post pekan lalu.

Plt Kepala UPTD Ketapang Ragukan Kematian Sapi Karena Sakit

Sekitar 50 % sapi di lokasi peternakan Kota Terpadu Mandiri (KTM) Ketapang Dua yang berada di Desa Uwaq, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah dinyatakan hilang oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dari Dinas Peternakan Kabupaten Aceh Tengah.

Hilangnya sapi tersebut baru diketahui saat petugas melakukan apel sapi pada Senin, 3 September 2012 kemarin. Apel sapi merupakan kegiatan khusus yang dilakukan petugas UPTD untuk memeriksa kondisi sapi. Apel ini mestinya dilakukan setiap tiga bulan sekali oleh petugas UPTD, namun pada tahun 2012 ini mereka baru melakukannya sekali memasuki bulan September ini.

Kepala UPTD Rahmandi, kepada The Atjeh Post, Senin, 3 September 2012 kemarin mengatakan bahwa 100 kepala keluarga petani yang ada di KTM Ketapang Dua mendapatkan bantuan sebanyak 13 ekor sapi per KK.

Hingga kini petugas UPTD belum mengetahui kemana hilangnya sapi bantuan tersebut, meski mengakui bahwa sapi tersebut ada yang mati karena terserang penyakit, namun pihak UPTD meragukan jika seluruh sapi tersebut hilang karena mati.

Selain itu kata Rahmandi, sebagian petani di KTM Ketapang Dua sudah ada yang berganti nama dari SK awal yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan begitu mereka yang telah berganti nama itu tidak berhak mendapatkan jatah hidup sebesar Rp 750 ribu perbulannya.

“Saat ini petani peternakan terpadu tersebut tidak mau menandatangani Surat Pernyataan Kerja (SPK) yang telah ditetapkan oleh Pemkab Aceh Tengah dan kita belum ketahui apa alasan mereka,” jelas Rahmandi.

Rahmandi juga mengakui jika petugas yang bertugas di Kecamatan Linge sering pulang ke Kota Takengon tanpa alasan yang jelas. Ia juga menegaskan jika para petani yang mendapat bantuan ternak tersebut jarang berada di lokasi akan diberi peringatan, dan akan diberi sanksi jika setelah diberi peringatan masih jarang ada di sana. (Sumber : The Atjeh Post)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. cerita lama ini,kalau petugasnya memang sdh tdk pernah berada diketapang krn mereka sdh mjd PNS jd tdk mungkin di pecat sedangkan kepala UPTD selalu diganti – ganti,sepertinya permasalahan berada pada instansi peternakan itu sendiri,inilah akibat apabila bukan yg ahlinya,percayalah sampai kapanpun tdk bakal terselesaikan permasalahan ini.

  2. dinas peternakannya kemana ya? kan ada kesmavet (kesehatan masyarakat veteriner) apakah itu hanya sepengggal pengetahuan yang dipelajari pns disnak hanya untuk mendapatkan status pns. kalo masyalah ini tidak bisa ditemukan permasalahan dan solusinya, tutup aja disnaknya serahkan semua ke masyarakat biarkan masyarakat belajar secara otodidak ( awan kami jemen , gere pake ilmu penternakanpe nguk juel koro ken nek haji).