2013, Aceh Tengah Dapat Rp63 Miliar Bantuan Listrik

Banda Aceh | Lintas Gayo – Banyak kebutuhan pembangunan yang diperlukan di wilayah Gayo, diantaranya adalah Listrik. Sudah lama pembangunan Listrik tenaga air di lintasan air Peusangan dibangun, namun belum juga rampung dan pembangunannya terus dilaksanakan.

Berdasarkan informasi, tahun 2013 nanti Gayo Khsususnya Aceh Tengah mendapat kucuran dana sebanyak Rp63 miliar untuk pembangunan listrik. Ini termasuk menjadi prioritas pembangunan, karena kemajuan dan pengembangan ekonomi masyarakat akan dapat berjalan dengan baik bila terpenuhi kebutuhan listrik.

Informasi mengembirakan ini mencut dalam acara Keberni Gayo yang ditayangkan pada Jumat (21/9/2012) di Aceh TV yang membahas tentang prioritas pembangunan Gayo, dengan menghadirkan narasumber Basri Arita (Mantan Anggota DPRA) dan Marah Halim (Pegawai Diklat dan Akademisi Gayo).

Kedua narasumber ini mengungkapkan, tidak ada seorang anggota masyarakatpun yang tidak mengunakan listrik dalam kesehariannya, semua orang merasa susah dan risih apabila listrik padam, tapi itulah yang dialami masyarakat Gayo selama ini, terkadang listrik mati tanpa sebab baik karena angin atau karena hujan, lain lagi dengan kurangnya arus.

“Karena itu kita harus mendukung pembangunan dan pengadaan listrik,” ujar Basri.

Disamping itu, yang juga menjadi prioritas untuk menuju pembangunan Gayo kedepan adalah rekonsiliasi. Ini sangat perlu, mengingat Gayo saat ini sedang mengalami krisis politik. Pelaksanaan Pilkada yang telah berlalu, namun belum menunjukkan hasil yang dapat diterima oleh semua orang, kecuali untuk Kabupaten Bener Meriah. Kalaulah ini terus berlanjut pasti Gayo akan mengalami keterlambatan dalam pembangunan, untuk itu mungkin menjadi tugas yang amat berat bagi pemerintah untuk menumbuhkan kembali kepercayaan penuh dari masyarakat.

Menyangkut rekonsliasi ini, sebagian warga yang ikut berinteraktif dalam acara yang disiarkan secara langsung ini tidak sepakat dengan prioritas pembangunan dalam bidang rekonsiliasi. Namun narasumber membuktikan hal tersebut dengan alasan bahwa pembangunan mental itu tetap lebih penting, karena kalau mental masyarakat dan pemerintah sudah rusak maka yakinlah tujuan dari pembangunan pisik tidak akan pernah tercapai. Bagaimana mungkin pembangunan akan berjalan sesuai dengan kebutuhan masyarakat kalau diantara mereka tidak saling percaya bahkansaling mencurigai.

Sebagai contoh disebutkan narasumber adalah bagaimana ketidak singkronan program antara Pemerintah Pusat dengan pemerintah Kabupaten yang ada di Gayo, sementara pada tingkat pusat sudah memprogramkan Aceh Tengah sebagai daerah Wisata Nasional tetapi pembangunan jalan dan pasilitas untuk menyahuti program tersebut tidak dipersiapkan pada tingkat Kabupaten, malah menurut narasumber ketika banyak-banyaknya orang berkunjung ke seputaran Dalau Laut Tawar masyarakat Bintang harus berdemo untuk mencari perhatian pemerintah. Dan karena pemerintah juga mengakui bahwa upaya yang dilakukan oleh masyarakat tidak salah, maka walaupun dengan keterpaksaan pemerintah mengerahkan alat berat untuk memperbaiki jalan sesuai dengan tuntutan.

Narasumber menemukan permasalah yang dialami masyarakat Gayo selama ini, diantaranya adalah ketidak terwakilan Gayo pada pengambil kebijakan di Tingkat Provinsi. Anggota dewan (DPRA) adalah salah satu corong  yang dapat memperjuangkan pembangunan di Gayo, tapi karena keterbatasan jumlah orang Gayo yang duduk di DPRA menjadikan suara mereka tidak terdengar dan kalaupun ada tidak didengar. Karena itu juga perlu adanya prioritas pembangunan bidang mental dan pola pikir.(Jamhuri/red.04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.