Takengon | Lintas Gayo – Tingginya laju sedimentasi akibat jumlah banyaknya material padat yang berasal dari kawasan pemukiman disebelah barat Danau Lut Tawar menyebabkan terjadinya pendangkalan di kawasan outlet Danau Lut Tawar atau hulu sungai Pesangan. Demikian ditegaskan pemerhati Danau Lut Tawar, Munawardi kepada Lintas Gayo, Kamis (17/01).
Pendangkalan ini, menurut sosok yang juga sebagai penyelam dari Gayo Diving Club (GDC) ini dapat dilihat kasat mata ke lokasi dan bandingkan dengan pengakuan para tetua Gayo yang sejak lama berdomisili di sekitar danau tersebut.
Selain itu, lanjutnya, bisa diamati dari foto satelit lokasi tersebut yang menjelaskan bahwa telah terjadi pendangkalan yang luar biasa di Danau Lut Tawar.
Terlihat dalam foto satelit sebaran tumbuhan air berupa hidrilla (Gayo : Sepot). Hidrilla akan tumbuh subur pada tempat yang memiliki substrat yang subur, dan kawasan inilah tempatnya. Kata dia.
“Tentu saja hal ini berpengaruh kepada naiknya permukaan air Danau Lut Tawar secara drastis tidak seperti biasanya. untuk membuktikan benar tidaknya akan hal ini, seyogyanya perlu data bahkan foto satelit pada kawasan Danau Lut Tawar, khususnya kawasan outlet ini sejak sepuluh atau duapuluh tahun yang lalu,” urai Munawardi.
Selanjutnya dia berharap semua pihak terkait dapat merumuskan solusi konkrit terhadap pelestarian Danau Lut Tawar. “Persoalan danau ini sudah banyak kita ketahui bersama dan bagaimana solusinya juga sudah dapat dirangkumkan karena sudah banyak data penelitian tentang ekosistem danau. Kini, mari kita bicara bagaimana aktualiasinya,” pungkas Munawadi. (Kha A Zaghlul)
eemi !!!!!
Mudah-mudahan foto yang ditampilkan diatas bukan upaya pembelaan terhadap perusakan bentang alam akibat pembangunan proyek PLTA serta usaha mengorbankan masyarakat korban lemo.
Eleh jemen seni pong gere ara ne Nabi i turuni Tuhen.