ALA Perjuangan atau Kepentingan?

Husaini Muzakir Algayoni
Husaini Muzakir Algayoni

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

PERNYATAAN Pak Armen Desky yang merupakan tokoh KP3 ALA menggelitik hati saya. Bagaimana tidak, ALA belum lahir tapi sudah memikirkan Pemilu 2014 di Provinsi ALA, ini sungguh terlalu dini untuk memikirkan Pemilu.

Ketua dewan pertimbangan KP3 ALA pusat tersebut menegaskan Provinsi ALA harus segera terbentuk bahkan paling lama sebelum akhir 2013 sudah terealisasi, “target kita bisa ikut pemilu legeslatif 2014”. Itulah segelintir pernyataan beliau saat pertemuan dengan tokoh ALA di Garuda Plaza Hotel (GPH) Medan, Rabu (5/2/2013) merupakan lanjutan dari pertemuan 12 Januari 2013 yang juga berlangsung di Medan.

Tujuan dibentuknya ALA bak sebuah koin, sebuah situasi memiliki dua sisi. Saat situasi sekarang ini yang melanda Aceh, dengan adanya qanun wali nanggroe di Aceh maka  suku yang minorias akan tertindas dan terpinggirkan menurut tokoh KP3. Maka keinginan berpisahpun tak bisa di elakkan lagi, maka muncullah berbagai macam kepentingan  dalam pembentukan ALA ini.

Disatu sisi, apakah memang para tokoh ALA tersebut ikhlas dan tulus memperjuangkan harkat martabat suku yang minoritas sehingga masyarakatnya sejahtera atau dari sisi lain yang hanya ingin mencari kepuasan, kepentingan pribadi atau mencari kursi pemimpin, Wallahu’alaam.

Jika para tokoh KP3 ALA ini memperjuangkan ALA dengan niat yang tulus dan ikhlas agar masyarakat Gayo sejahtera seharusnya mereka tidak perlu memikirkan Pemilu 2014. “dan jika mereka benar memperjuangkan harkat martabat masyarakat gayo maka orang-orang akan menghormati apa yang diperjuangkan oleh tokoh KP3 ALA tersebut “. Tapi jika, para tokoh ini mempunyai kepentingan lain dibalik pemekaran ALA maka tunggulah kerusuhan, kebencian, dan budaya kekerasan akan terjadi dalam tubuh masyarakat gayo. Karena niat yang benar akan berpihak kepada yang kebenaran dan niat yang buruk akan berpihak kepada kejahatan. Jangan sampai budaya kekerasan terjadi dinegeri atas awan ini.

“suku yang minoritas dikelola dengan baik, tertib dan  damai maka akan kalah dengan suku mayoritas yang tidak dikelola dengan baik”… Dan suatu daerah tidak akan pernah maju jika para pemimpinya hanya memikirkan urusan perut.

“tetaplah mencintai GAYO apapun yang terjadi”.(delungtue26[at]yahoo.co.id)

*Mahasiswa Prodi Bahasa Arab, IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.