Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
BANYAK pemimpin-pemimpin yang hanya mengurusi dirinya sendiri, keluarga dan kelompoknya masing-masing menggarap kekayaan dari uang rakyat dan memanfaatkan jabatannya untuk mengumpulkan harta. Dan banyak juga pemimpin-pemimpin yang pro-aktif dan loyalitas terhadap rakyatnya sebut saja Gubernur DKI Jakarta “Jokowi” pemimpin fenomal ini mendapatkan penghargaan sebagai Walikota terbaik ke-tiga sejagad raya. Bagaimana dengan pemimpin yang ada didataran tanah tinggi Gayo ?, Gayo membutuhkan pemimpin yang sejati dan loyalitas terhadap masyarakat Gayo.
Gayo membutuhkan pemimpin sejati yang bisa membuat masyarakat Gayo sejahtera, pemimpin yang mempunyai sikap ketauladanan yang baik, pemimpin yang amanah, jujur dan adil. Bukan pemimpin yang korup, nepotisme, zalim, angkuh, sombong dan tamak.
Dalam hal memimpin ini, bukan hanya ditujukan kepada bapak-bupati dan wakil bupati tapi segenap pejabat yang ada dalam jajaran pemerintahan seperti, pejabat terhormat bapak anggota dewan yang dipilih dari suara rakyat, kepala-kepala dinas beserta jajarannya bahwa masyarakat Gayo membutuhkan pemimpin sejati yang bisa mengayomi masyarakat susah. Sebagaimana kita ketahui bahwa selama ini masyarakat Gayo pasca konflik GAM dan RI para korban konflik banyak yang belum mendapatkan perhatian dari pemerintah bahkan keadaan ini dinikmati oleh kelompok-kelompok tertentu saja.
Jika para pejabat tidak sanggup menjadi pemimpin sejati yang tidak bisa melayani masyarakat dengan baik, lebih baik “mundur” saja, karena jabatan itu adalah amanah bukan sebagai memperkaya diri, keluarga dan kelompok. Pemimpin yang lemah tidak layak menjadi pemimpin disaat rakyatnya dalam menderita walaupun hasil bumi melimpah ruah tapi masyarakatnya bak “emas dalam sangkar”. Dataran tanah tinggi Gayo negeri diatas awan dan serpihan surga katanya yang kaya akan hasil bumi, kopi dan palawija sebagai primadona rakyat Gayo tapi ironisnya banyak masyarakat Gayo yang belum sejahtera. Dimanakah peran para pemimpin/pejabat dalam mengatasi masalah ini, pemimpin/pejabat bukan untuk dilayani tapi harus peka terhadap rakyatnya.
Pemilu 2014 sebentar lagi, suara kita adalah membawa pemimpin kita ke kursi dewan, dan calon legeslatif jangan hanya omong kosong saja saat kampanye dan kita sebagai masyarakat jangan lagi mau dibodohi oleh politisi yang hanya memikirkan rakyat sesaat saja setelah itu dia hilang bak hantu ditelan harta, oleh karena itu kita bisa mengenali calon pemimpin kita yang akan kita bawa ke kursi DPR cukup dengan mempelajari perilakunya pasa masa lalu saat dia menjadi pemimpin.
Karena para politisi ini sangat jenius dalam hal mengumbar-umbar janji saat kampanye, bahkan dia berani berjanji membangun jembatan, bahkan ketika tidak ada sungai sekalipun (Nikita Krushchev). Untuk bisa memajukan dataran tanah tinggi Gayo, maka Gayo membutuhkan pemimpin sejati yang peduli terhadap rakyatnya. Bukan pemimpin yang lemah, kerena pemimpin yang lemah tidak layak menjadi seorang pemimpin saat rakyatnya dalam kondisi menderita.
Sebagaimana suatu kisah pada masa Nabi bahwa pernah sahabat yang bernama Abu dzar r.a berkata “wahai Rasulullah mengapa paduka tidak mengangkatku sebagai pejabat?, mendengar itu Rasulullah menepuk punggunggnya seraya bersabda: “wahai Abu dzar sesungguhnya engkau orang yang lemah, padahal jabatan itu adalah amanah yang pada hari kiamat nanti akan memunculkan cela dan penyesalan, kecuali bagi orang yang dapat melaksanakan hak amanat itu dan kewajibannya sebagai pejabat, sebagaimana seharusnya. (H.R Muslimdan Abu daud).
Gayo membutuhkan pemimpin sejati, loyalitas dan pro-aktif terhadap masyarakat Gayo, dan para pemimpin kita layak dan patut mengikuti jejak para pemimpin- pemimpin terdahulu seperti baginda Nabi besar Muhammad saw, beliau adalah pemimpin sangat memperhatikan ummatnya, kekayaan beliau dia berikan kepada fakir miskin bukan untuk menumpik harta. Nabi besar Muhammad saw adalah seorang kaya raya sebelum menjadi Nabi dan saat diangkat menjadi Nabi maka harta dan kekayaan beliau dimanfaatkan untuk membantu para fakir miskin.
Sebagaimana Aceh juga pernah mempunyai pemimpin yang sangat terkenal kepenjuru dunia saat itu, seorang pahlawan dan pejuang yang mempunyai Ketegasan sehingga dia ditakuti oleh para penjajah barat bahkan dia adalah sang penakluk wilayah siapa lagi kalau bukan Sultan Iskandar Muda. Kegemilangan Iskandar Muda di abad 17 tak dapat diragukan begitu saja, banyak bukti baik berupa dokumen maupun buku penjelajah Eropa menggambarkan keagungannya. Dan Gayo juga mempunyai seorang pemimpin yang dekat dengan masyarakt yaitu Ahmad Syarif (Raja Lingga Islam Pertama), saat itu masyarakatnya sangat tenteram dan tertib.
Dan saat sekarang ini, siapakah pemimpin kita yang mampu mengikuti jejak pemimpin yang telah berhasil menjadikan rakyatnya sejahtera. Pemimpin yang mampu membawa perubahan, pemimpinn yang disegani dan tentu saja pemimpin yang membela rakyat yang tertindas oleh oknum-oknum kezaliman.(delungtue26[at]yahoo.co.id)
*Mahasiswa/Anggota DKMA Banda Aceh.