Jaringan Speedy Mati, Tagihan Tetap Bayar

Dadong dengan perangkan speedynya.(Lintas Gayo | LG-009)
Dadong dengan perangkan speedynya.(Lintas Gayo | LG-009)

Takengon | Lintas Gayo – Bagi Muhar (47), pemilik Kantin Batas Kota-Takengon, tersedianya fasilitas WiFi di kantinnya sudah terbukti berhasil meningkatkan jumlah pelanggan. Kantin yang menyediakan makanan khas Gayo dan kopi arabika Gayo itu. Selain menikmati aneka makanan, mereka juga berselencar di dunia maya menggunakan fasilitas WiFi. Kini, kantin itu mulai sepi pengunjung, terutama sejak jaringan internet tidak berfungsi sama sekali.

Muhar mengaku, kerugian yang dialaminya bukan hanya menurunnya pengunjung akibat buruknya layanan speedy. Dia juga harus membayar tagihan pemakaian internet sebesar Rp. 236.500 per bulan, padahal sudah empat bulan jaringan internet ke kantinnya tidak terkoneksi. “Saya ini ibarat sudah jatuh terus tertimpa tangga,” kata lelaki beranak tiga itu.

Sejak setahun lalu, dia sudah mengiklankan bahwa di kantinnya tersedia layanan WiFi melalui jaringan speedy. Iklan ketersediaan WiFi berhasil meningkatkan jumlah kunjungan ke kantin yang terletak di kawasan Paya Tumpi Takengon. Sering terjadi, akibat melimpahnya jumlah pelanggan, dia terpaksa menutup kantinnya sampai tengah malam.

Sekarang sangat berbeda, orang sudah masuk ke kantinnya malah keluar lagi. Ironisnya, begitu para pelanggan mencoba menggunakan koneksi internet, ternyata tidak berfungsi. Muhar mengaku malu, seolah-olah dia telah membohongi langganannya padahal pihak Telkom yang kurang peduli. “Saya selalu bayar tagihan layanan speedy, nggak pernah nunggak,” ungkap Muhar.

Muhar mengungkapkan bahwa pihaknya sudah berulangkali melaporkan gangguan internet di kantinnya, namun belum memperoleh respon cepat dari pihak Telkom Takengon. Pengaduan terhadap gangguan internet di Kantin Batas Kota itu sudah dilaporkan lebih dari empat puluh kali, baik secara lisan, melalui telepon 147 maupun via web Telkom.

Hari ini, Selasa (12/3/2013), Dadong seorang warga Bale Atu Takengon terpaksa kecewa karena tidak bisa berselancar di dunia maya sambil menikmati secangkir espresso di Kantin Batas Kota. Dia juga mengakui bahwa speedy di warnet yang dikelolanya juga kurang memuaskan, sering terputus-putus sejak empat bulan lalu. Namun, dia sangat heran, kenapa di Kantin Batas Kota sama sekali tidak ada jaringan atau sinyal.

Dadong memeriksa lampu sinyal yang terpancar dari modem. Lampu yang menyala berasal dari lampu LAN dan power, sedangkan lampu ADSL dan internet sama sekali padam. Menurut Dadong, padamnya layanan internet di Kantin Batas Kota itu disebabkan jaringannya ada yang terganggu. Dia menyarankan supaya pemilik Kantin Batas Kota segera melaporkannya kepada pihak Telkom Takengon.

Salah seorang teknisi IT yang berdomisili di Takengon, Emil (35) termasuk salah seorang yang kecewa terhadap layanan WiFi yang terdapat di Kantin Batas Kota. Indikator yang muncul di gadget cukup maksimal, tetapi ketika mau browsing ternyata tidak bisa. Dia merasa kasihan kepada pemilik kantin Batas Kota yang rugi dua kali, pelanggan hilang dan harus bayar kepada Telkom.

Emil mempertanyakan service level agreement (SLA) Telkom Takengon yaitu prosentase jaminan layanan selama masa layanan berjalan. Kalau jaminan layanan itu tidak tercapai, seharusnya pihak Telkom mengembalikan uang pelanggan yang sudah diterimanya. “Telkom harus beritahu pelanggannya, bagaimana cara mengajukan restitusi sehingga pelanggan tidak dirugikan,” jelasnya.

Seharusnya, lanjut Emil, sebagai penyedia jasa layanan internet berbayar, pihak Telkom komitmen menjaga kepuasan pelanggan. Kalau terjadi kerusakan seperti di Kantin Batas Kota itu, secepatnya ditangani oleh teknisi Telkom. Soalnya, mereka berlangganan speedy itu bukan gratis, tetapi membayar sebesar Rp.236.500 per bulan.

Sebelumnya pihak Telkom mengakui bahwa rendahnya kualitas layanan internet di Takengon karena mereka masih menggunakan radio. Menurut Emil, kalaupun masih menggunakan teknologi radio, seharusnya mereka memperbesar kapasitas backbone. “Di Telkom itu banyak teknisi yang hebat dibidang IT, nggak mungkin mereka tidak punya solusi,” ungkap Emil.(LG-009/red.04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. akhirnya setelah melapor berkali-kali ke telkom dan 147-122, koneksi speedy terjalin juga.Tidak jelas masalahnya dimana. Karena telkom Aceh Tengah juga tidak terbuka. Idealnya telkom mengumumkan di radio seperti yang dilakukan PLN bahwa saluran di daerah polan tidak terkoneksi karena jaringan dll. Ini tidak, katanya telkom bumn yang bonafit dan profesional. Tapi untuk kali ini tampaknya tidak. Belum diketahui, apakah setelah jaringan tidak terkoneksi dengan baik, telkom tetap meminta bayaran sesuai akad?