Ketika Kopi Habis
Ketika kopi habis dan puisi belum selesai kutulis,
aku mengambil hujan yang deras di balik kaca jendela.
Cipratan yang berdiam, memberi beberapa impian.
Ada wajahmu diantara garis-garisnya, semakin jelas
ketika kembali menderas. Kunikmati saja wajahmu,
bersama kilatan cahaya yang membinarkan mata.
Ketika kopi habis dan hujan tinggal gerimis,
tak ada lagi yang dapat kunikmati.
Selain senyummu yang tinggal siluet di garis-garis gerimis.
2010
Rumah Baru dalam Secangkir Kopi
kembali mengukir kenangan dalam kepala sambil berpura-pura benci
pada peristiwa-peristiwa yang puitis dan bermakna.
tak ada yang mengajak keluar atau mengirim pesan
tentang rindu yang ingin diakui keberadaannya.
aku lupakan perbincangan dan cerita-cerita religius
dan benar-benar polos dalam pengetahuan yang acak-acakan.
sebatang rokok kretek kunyalakan, kubuang asap
seperti melepas wajah Sundamu ke tiupan angin malam
lalu kuputuskan menyepi ke dalam secangkir kopi
mencoba melerai manis dan pahit
seperti membedakan bau parfummu dengan bau keringat
ibu. aku terus saja berpura-pura benci pada masa lalu
sebab kepastian akan membuatku berhenti mencari.
2011
Bicerine Cofee
Jangan tergesa-gesa
menghirup aroma coklat
nikmati senja di batas jembatan
ketika keemasannya
menirus di wajahmu.
Telah kupesan secangkir perdamaian
dari Torino dengan dedaunan di atasnya.
Biarkan kemelut larut
ke dasar gelas dan giandura melukis senyum.
Jangan tergesa-gesa, masih ada waktu
untuk menerjemahkan kemelut di kepalamu
saat ini biarkan buih susu itu
membelai lembut tubuhmu
seperti seorang ibu
yang meluluhkan amarah di tubuh anaknya.
Kopikamu, 2013
–
Zidni Arfia Rahman. Lahir di Bandung, 07 Oktober 1989. Beberapa karyanya pernah dimuat di Radar Tasikmalaya, Kabar Priangan, Pikiran Rakyat, Majalah Cakra, dan Buletin Langkah. Juga dalam antologi puisi bersama, diantaranya Bersama Gerimis (MSB, 2011), Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2010), Jejak Sajak (BPSM, 2012), danDi Kamar Mandi (2012). Bergiat di Majelis Sastra Bandung (MSB), Arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS), dan Sanggar Seni dan Kreatifitas Banjaran (SSKB). Zidni Arfia Rahman kini tinggal di Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung.
Puisi Zidni Arif Rahman telah lulus seleksi tahap pertama dari sejumlah karya yang dikirimkan dan berhak menjadi nominator karya yang akan dimuat dalam Buku Antologi Puisi “Secangkir Kopi” terbitan oleh The Gayo Institute (TGI) dengan kurator Fikar W Eda dan Salman Yoga S.