Banda Aceh | Lintas Gayo – Sebah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pusat Kebudayaan Aceh dan Turki (PuKAT) Selasa 23/4 besok akan menggelar diskusi Memperingati 502 tahun Kesultanan Aceh Darussalam (1511-2013) dan hari pahlawan Aceh 23 April ke 140 (1873-2013).
Dalam siaran pers yang diterima Lintas Gayo acara tersebut akan dilaksanakan bertempat di Aceh Community Center (ACC) Sultan II Selim, Banda Aceh. Demikian kata ketua harian PuKAT, Thayeb Loh Angen, Rabu, (17/4), di Banda Aceh.
Menurutnya, Kesultanan Aceh Darussalam dikenal-diakui dunia pada 1511 M saat menyerang Portugis ke Malaka. 23 April, kata dia, disebut hari pahlawan Aceh karena hari itu peristiwa menangnya Aceh dalam menghancurkan bala tentara Belanda yang didaratkan sejak 26 Maret 1873 M.
“Acara berbentuk Fokus Diskusi Groups (FGD –red) ini menghadirkan peserta dari kalangan intelektual, akademisi, aktivis, budayawan, dan pencinta sejarah Aceh. Pemandu acara ini kita undang kolektor manuskrip Aceh Tarmizi A Hamid dan Budayawan Aceh Barlian AW,” kata Thayeb yang tahun lalu juga membuat acara serupa memperingati 501 tahun Kesultanan Aceh Darussalam.
Diskusi ini, kata dia, membahas tentang sejarah Aceh menurut manuskrip, 23 April Hari Pahlawan Aceh, Laksamana Keumala Hayati Sebagai Pemimpin, dan kiat-kiat mencari tokoh pemersatu Aceh di zaman ini.
“Acara tersebut mengundang perserta sebatas 25 orang ini bekerjasama dengan ACC Sultan II Selim. Kita mengundang para intelektual, budayawan, dan pencinta sejarah juga penjabat pemerintah bidang kebudayaan, agar mereka tahu acara seperti apa seharusnya dibuat,” kata lelaki yang mengaku novelnya Aceh 2021 akan diteribitkan pada bulan Mei ini.
Menurutnya, paradigma dan kebiasaan di Aceh harus dibalik. Kalau dulu, kata dia, seniman membuat acara meminta bantuan pemerintah, kini harus membuat sendiri dan mengundang penjabat supaya mereka tahu, bagaimana acara kebudayaan yang sebenarnya, kata TLA yang juga mantan anggota Polisi Militer GAM.(007)