Menjaga Bahasa Ibu dan Merawat Identitas

Oleh : Hastuti M. Pd *)

Vera Hastuti, M. Pd : Guru SMA 4 Takengon, Aceh Tengah
Vera Hastuti, M. Pd : Guru SMA 4 Takengon, Aceh Tengah

Bahasa ibu  atau sering disebut juga bahasa asli, adalah bahasa pertama yang dipelajari oleh seseorang dalam hidupnya. Dan orang yang menuturkan bahasa itu disebut penutur asli dari bahasa tersebut. Keluarga adalah tempat dimana  seorang  anak belajar dasar- dasar bahasa pertama. Dan biasanya, bahasa apa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari keluarga tempat seorang anak dibesarkan maka bahasa itulah yang menjadi bahasa ibunya, atau dalam bahasa Inggris disebut mother tongue.

Sebagai contoh, jika ada sepasang suami istri, yang bila berdua saja berbahasa daerah, tetapi dengan anak-anaknya mereka berbahasa Indonesia. Maka, bahasa ibu atau bahasa pertama si anak adalah bahasa Indonesia, dan bukan bahasa yang digunakan oleh kedua orang tuanya.

Bahasa Gayo adalah bahasa asli yang banyak dipakai oleh masyarakat Aceh Tengah. Bahasa ini menurut ahli sosiolingistik, Yusradi Usman Al-Gayoni akan mengalami kepunahan tidak lama lagi. disebabkan kurang minatnya dan kurang cintanya  masyarakat penutur daerah asli yang menggunakan bahasa Gayo sebagai bahasa ibunya dalam kehidupan sehari-hari.

Bahasa Gayo sebagai bahasa ibu seharusnya harus diturunkan ke generasi penerus demi menjaga etos positif dan peradaban.Bahasa Gayo sebagai bahasa asli penduduk Aceh Tengah adalah ibu kandung kebudayaan Gayo. Hilangnya bahasa Gayo berati diikuti juga dengan hilangnya kebudayaan Gayo. Dan akhirnya, juga akan menghilangkan peradaban tentang ‘orang Gayo’ dan jika tidak terus dilestarikan kekhawatiran bahasa Gayo akan punah di tempat kelahirannya bukan suatu hal yang mustahil.

Banyak saya mendengar kekhawatiran dari orang tua bahwa anak mereka akan  sulit berkomunikasi bersama teman-teman sebayanya jika hanya diajarkan bahasa ibu sebagai bahasa pertamanya . Menurut saya, hal ini sangat tidak terbukti karena sebenarnya, menurut teori pemerolehan bahasa pada anak,  kepandaian yang kurang dari bahasa pertama seringkali membuat proses belajar bahasa lain menjadi sulit. Oleh karena itu, bahasa asli atau bahasa ibu memiliki peran pusat dalam pendidikan. Dalam kajian pemerolehan bahasa,  bahasa indonesia disebut sebagai pemerolehan bahasa kedua jika seorang anak telah menguasai bahasa asli atau bahasa ibunya, bahasa Indonesia akan lebih banyak didapatkan anak dalam proses pembelajaran di sekolah yang pada umumnya dilakukan secara formal, yakni dikelas bersama seorang guru. Jadi, Kekhawatiran bahwa anak tidak bisa berbahasa Indonesia sangat tidak terbukti. Karena kemampuan anak menguasai bahasa adalah kemampuan yang menakjubkan

Bahasa Gayo, sebagai salah satu bahasa daerah di Indonesia adalah warisan budaya yang wajib dijaga dan dilestariakan. Orang yang mengunakan bahasa ibunya dalam berkomunikasi sehari-hari adalah orang yang tahu menempatkan diri sesungguhnya. Dengan alasan bahwa orang itu menyadari bahwa dasar dan keberadaanya adalah orang yang berbudaya. Dalam hal ini, sungguh di tegaskan untuk kita orang Gayo dimana pun kita berada. Bahasa lain memang mendukung kita untuk berkomunikasi tetapi jangan kita mengesampingkan bahasa ibu kita. bahasa ibu adalah jati diri kita yang sesungguhnya.

 

 Nah, sekali  lagi. Jangan pernah minder atau berkecil hati, apabilah ada orang yang mengkiritik kita apabila kita mengunakan bahasa daerah kita. Banggalah menjadi orang yang di dalam tubuhnya nya mengalir darah Gayo, salah satunya adalah dengan mencintai dan menggunakan bahasa Gayo. Karena yang perlu kita ingat adalah hilangnya bahasa Gayo sama juga dengan hilangnya peradaban orang Gayo. Saat bahasa Gayo sebagai bahasa ibu sudah diabaikan atau punah maka warisan budaya dan etika komunikasi yang penuh kesantunan akan tidak bisa lagi dimiliki anak cucu kita.

*) Penulis Guru SMA 4 Takengon, tinggal Jalan Sengeda Takengon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments