Jatuh Korban, Pelaksanaan Pacuan Kuda Butuh di Evaluasi

Salah satu Mobil Pusling yang berada di Lapangan  Pacuan Kuda HM Hasan Gayo Blang Bebangka, Pegasing. (Foto: Gayotoday)
Salah satu Mobil Pusling yang berada di Lapangan Pacuan Kuda HM Hasan Gayo Blang Bebangka, Pegasing. (Foto: Gayotoday)

Takengon: Lintas Gayo – Pacuan kuda tradisional gayo dilapangan HM Hasan Gayo, Blang Bebangka kali ini memakan korban jiwa, maka perhatian khusus kini diberikan kepada panitia pelaksana.

Seorang tokoh masyarakat yang berdomisili di Takengon prihatin dan turut berduka atas musibah terjadi, Sabtu (1/11/2013).

Sumber yang tidak ingin diberi tahu identitas ini hanya ingin dianggap sebagai pemerhati pada pelaksanaan pacuan kuda yang rutin dilaksanakan di Blang Bebangka.

Dari kejadian meninggalnya Alsa Emalia (9), yang tertabrak kuda pacu, dia menyampaikan sejumlah koreksi kepada penyelenggara, agar dapat melakukan perbaikan dimasa mendatang.

Hal pertama yang ia soroti adalah penataan lokasi penonton dan kios tempat para pedagang berjualan. Menurutnya panitia perlu menata sebaik mungkin, agar pengunjung tidak keluar masuk lapangan, “Nah, kalau masih ada lapak dagangan didalam lapangan, berarti masih ada celah untuk orang berlalu lalang”, ujarnya.

Perlunya kesadaran masyarakat yang menonton agar tidak masuk jalur pacuan kuda juga merupakan hal yang penting menurutnya, karena potensi kecelakaan selalu ada. “Memang saat pelaksanaan sebelumnya terlihat aman, nah sekarang? kita harap jangan terjadi lagi,” sambung narasumber yang mengaku sebagai tenaga medis ini.

“Kita juga berharap ada jalur khusus utk kuda keluar masuk sehingga tidak berbaur dengan masyarakat,” ucapnya lagi, sembari menambahkan pentingnya lapangan khusus untuk kuda dan penonton.

Yang terpenting katanya lagi, harus ada jalur khusus untuk evakuasi korban, sehingga bila dibutuhkan ambulance, dapat bergerak cepat.

“Selama ini kita lihat ambulance terhimpit antara penonton dan kios jualan, sehingga sulit untuk dilakukan mobilisasi, harus ada jalur khusus dan steril” imbuhnya.

Poin selanjutnya, dia menyoroti mobil yang harus stand bydilokasi, menurutnya haruslah mobil ambulance, bukan bukan mobil pusling (puskemas keliling), karena sepengetahuannya, ambulance memiliki standar peralatan diatas mobil pusling.

“Setahu saya, ambulance itu adanya di RSU , kalau yang dipuskesmas itu namanya pusling, sepemantauan saya, mobil putih yang ada dilapangan itu adalah mobil pusling, milik puskesmas, jadi wajar jika tidak memiliki peralatan medis yang memadai,” tambahnya yang juga menyebutkan, dalam ambulance, terdapat peralatan yang memadai seperti oksigen, dan peralatan medis darurat lainnya. Sedangkan didalam mobil pusling, tambah sumber ini, hanya terdapat peralatan medis setingkat P3K.

Selanjutnya, sumber Lintas Gayo ini memberikan pertimbangan kepada panitia, agar melibatkan tim medis dari RSUD, agar masyarakat tidak menyalahkan pihak puskemas dengan peralatan yang minim, karena bila melihat pola evakuasi Alsa Emalia, persoalan ini adalah persoalan serius. “Memang kita bicara ajal, tetapi hanya karena tertabrak kuda, lalu meninggal tidak sempat dirawar di RSU, ini sudah parah, dan sangat penting untuk dipertimbangkan oleh panitia,” ujarnya serius.

Selanjutnya, ia menyampaikan belasungkawa atas peristiwa yang terjadi, ia berharap panitia dapat mengambil hikmah dan melakukan evaluasi setelah kejadian ini, agar tidak adalagi korban pada pelaksanaan even pacuan kuda dimasa mendatang. (Tenemata)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.