Takengen | Lintas Gayo – “Munengon ulen kenake ijangko, tapi sayang lolo, galah gere naru”. Win Kul, ceh Bebesen Asli mengumandangkan syair didong karangan Saladin Buraq ini dengan suara khasnya. Merdu. Melihat bulan maunya dijangkau, tetapi sayang galah penjangkau tidak sampai.”
Artinya biarpun memiliki cita-cita yang tinggi, penyair mengerti kemampuannya. Mampu mengukur bayang-bayang. Pileg 2014 untuk Dapil 4 (Bebesen, Bies, Kute Panang), sulit bagi Caleg mengukur bayang-bayang.
“Bayang-bayang” di Dapil ini gelap. Baru terlihat terang menjelang final, khususnya bagi mereka yang memperebutkan peringkat ke 7 dan 8. Walau ada satu dua Caleg yang sudah mengukur bayang-bayangnya dan mempridiksikan akan duduk atau tersingkir.
Dapil panas dan paling seru serta menegangkan. Karena Dapil ini juga KIP Aceh Tengah “molor” melaksanakan pleno. Bebesen ternyata “kantong” suara Muhlis (Demokrat). Di kecamatan ini, adik orang nomor satu di negeri dingin ini meraup 2.151 suara. Disusul Muhsin Hasan 1.291. Peringkat ketiga milik pendatang baru di Dapil ini, Winja (Yurmiza Putra) dengan 774 suara. Baru Sukurdi 691 dan Iskandi 655 suara, serta Bakar Umah Opat 638 suara.
Di Kecamatan Bies, justru milik Salman 876 suara. Disusul Muhlis 546, Rosalia Dasiyah- Golkar, 300, Tgk. Anwar 245 dan Sukurdi Iska 205. Di Kecamatan Kute Panang Wahdini dari Golkar meraih suara tertinggi 489 suara. Disusul Sukurdi 323 , Muhsin Hasan 257, Mashuri Yakub- PDIP 240 suara dan Salman 223 suara.
Siapa peraih suara terbanyak untuk pribadi di Dapil 4 ini? Muhlis – Demokrat mampu mengantongi suara 2.685. disusul Muhksin Hasan- Golkar (1.720), peringkat ketiga Salman-PAN (1.370), Sukurdi Iska- PDIP (1.219).
Peringkat kelima Yurmiza Putra (Winja)- Hanura (986), disusul Iskandi –PBB (965), ketujuh, Abu Bakar (Bakar Umah Opat)- Golkar (947), Nasri –PKPI (873) Tgk. Anwar –PPP (866), peringkat ke 10 M. Nazar –PA (792), Jafaruddin –PA (770) sementara Hamdan Guru Gama – Nasdem berada di peringkat 12, dengan suara pribadi 709.
Namun walau Hamdan berada di peringkat 12, dia lolos ke peringkat delapan, karena adanya dongkrak suara partai dan rekan Caleg lainnya di Nasdem. Sementara Iskandi, walau berada di peringkat keenam, namun dia tidak lolos dalam 8 besar, karena suara partainya kalah dengan partai lainnya yang lolos.
2014 telah melahirkan “pendekar” Pantan Terong, sebuah lokasi puncak yang dapat terlihat jelas Kecamatan Bebesen, Bies, Kute Panang. 8 pendekar dari sana sudah terlahir dan akan duduk di DPRK, bila tidak ada halangan akhir Agustus ini.
Dapil 4 Dapil yang penuh tantangan dan diramaikan oleh manusia pilihan untuk merebut 8 kursi, sehingga hiruk pikuk di Dapil ini turut mempengaruhi pelaksanaan pleno KIP. Tertunda, molor lagi, semuanya karena data Dapil 4 lamban masuk ke KIP.
Semua Dapil sudah memberikan gambaran siapa yang duduk di DPRK. Mereka yang belum berhasil lolos, dengan segala perjuangan selama ini, belum tentu mereka kalah kualitas dari mereka yang berhasil duduk.
Namun itulah kenyataannya pilihan rakyat. Banyak hal diluar dugaan dalam Pileg ini, kalah tipis, suara berlarian ke orang lain, ada yang sudah mengkalkulasikan sekian suara, namun realitanya jauh dari harapan, namun semuanya “sandiwara” dunia.
Tuhan sudah menggariskan perjalanan hidup seseorang. Deba pora-poradi nge kunul atan ampang, deba ara tuah, gere mubahgie, bier kunehpe sapehge, sisara si nukum ne. Biar bagaimanapun usaha seseorang, namun keputusan final ada atas kekuasaan Allah. Kun fayakun. Habis (Tim LG)