Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
“Gaya pemimpin dengan rayuan, bujukan dan paksaan adalah bermakhluk daging sedangkan gaya pemimpin dengan contoh keteladanan dan sebagai panutan adalah bermakhluk rohani”
Antara Makhluk daging dan makhluk rohani begitu jauh berbeda.
Makhluk daging begitu bernafsu dengan segala ketamakan dan kerakusan terhadap apa saja seperti rakus terhadap makanan dan jabatan bahkan rakus terhadap wanita. Sedangkan makhluk rohani lebih memperioritaskan yang namanya kebaikan daripada kejahatan seperti makhluk daging diatas.
Pemilihan caleg dan Pilpres bisa kita lihat mana yang bermakhluk daging dan mana yang bermakhluk rohani, pemilihan caleg sudah berlalu dan tidak ada kita lihat protes berlebihan dari para kontestan sedangkan Pilpres masih saja menimbulkan duri-duri dalam berdemokrasi. KPU sudah menetapkan pemenangnya pada pasangan nomor urut dua namun dilain pihak ada ketidakpuasan dari lawan karena merasa dicurangi dalam pemilihan presiden, bagi yang kalah melakukan gugatan ke mahkamah konstitusi sebagai lembaga negara yang bisa memutuskan keadilan. Namun sungguh tragis ternyata MK menolak permohonan dari lawan Jokowi-JK sehingga keputusan KPU memenangkan Jokowi-JK adalah sah suara rakyat miskin dan rakyat Indonesia dengan hati nurani.
Disini bisa kita lihat calon pemimpin kita bagaimana mereka menggunakan gaya mereka dalam memimpin suatu bangsa atau suatu organisasi. Untuk menjadi seorang pemimpi itu tidaklah mudah, tanggung jawab begitu berat diemban oleh seorang pemimpin namun yang namanya manusia mempunyai hawa nafsu yang kuat dan ingin diraihnya dengan cara apapun termasuk meraih jabatan untuk menjadi seorang pemimpin. Dalam memimpin itu berbagai macam cara dan gaya yang dilakukan oleh seorang pemimpin karena merasa mempunyai kekuasaan dan keweanangan
Menurut sebuah teori, pada dasarnya ada empat cara yang dapat ditempuh oleh seorang pemimpin untuk membuat pengikut-pengikutnya melakukan tindakan-tindakan yang dikehendakinya. Cara pertama ialah paksaan, sang pemimpin memaksa pengikut-pengikutnya untuk melakukan hal-hal yang dikehendakinya.
Gaya kepemimpinan ini disebut tirani (tirany), seorang pemimpin yang mengikuti gaya kepemimpinan ini disebut tiran (tyran). Tiran dapat muncul dalam bentuk seorang dictator dan seorang raja. Cara kedua ialah tipuan atau bujukan, melalui penjelasan-penjelasan yang mengandung kebohongan sang pemimpin membujuk para pengikutnya melakukan hal-hal yang dikehendakinya. Ini dilakukan antara lain dengan memutarbalikkan kenyataan atau memalsukan kenyataan. Hal ini dapat dilakukan kalau para pengikut adalah orang-orang yang tidak berpendidikan. Jadi yang disini ialah bahwa sang pemimpin memanfaatkan (menyalahgunakan) kebodohan (ketidaktahuan) pengikut-pengikutnya.
Gaya kepemimpinan semacam ini disebut manipulatif. Cara ketiga ialah transaksi atau jual beli. Di sini pemimpin pada dasarnya “membeli” ketaatan pengikut-pengikutnya. Siapa yang taat, bersedia, melaksanakan tindakan-tindakan yang dikehendakinya akan diberi sejenis hadiah: kedudukan atau harta. Gaya kepemimpinan semacam ini disebut transaksional. Cara keempat ialah membimbing para pengikut melakukan tindakan yang diprakarsai pemimpin. Disini pemimpin bertindak sebagai teladan, sebagai tokoh panutan (bukan tokoh manutan). Gaya kepemimpinan disebut transformasional.
Pemimpin yang ada di Indonesia ini dan sebagai calon pemimpin yang bermakhluk daging maka dia hanya mengurusi isi perutnya dan gaya dia memimpin dipenuhi dengan bujukan dan tipuan bahkan bisa jatuh kepada paksaan karena merasa memiliki harta dan kekayaan, kasihan pengikutnya dibodohi oleh gaya pemimpin seperti ini.
Bagi kawula muda calon Indonesia masa depan janganlah menjadi bermakhluk daging jika ingin menjadi pemimpin atau dengan kata lain tamak, rakus dan dengan gaya pemimpin penuh dengan bujukan, tipuan dan paksaan. Kawula muda jadilah bermakhluk rohani jika ingin menjadi pemimpin, memprioritaskan kebaikan dan dengan gaya pemimpin yang membimbing para pengikut melakukan tindakan yang diprakarsai pemimpin. Pemimpin bertindak sebagai teladan dan sebagai tokoh panutan.
*Mahasiswa Fak. Tarbiyah Prodi Bahasa Arab, Mahasiswa Fak. Ushuluddin dan Filsafat Prodi Ilmu Aqidah, Kolumnis LintasGayo.com, Kompasianer dan Khadam (Remaja Masjid).
E-mail: delungtue26@yahoo.co.id