Musisi Aceh Tengah Butuh Ruang Gerak

Takengen | Lintas Gayo : Sejumlah pelaku seni di Aceh Tengah mengeluhkan minimnya ruang bagi generasi muda Gayo untuk berekspresi menyalurkan bakatnya dibidang musik terutama musik moderen seperti band.

Keluhan prihatin ini disampaikan oleh dua orang dewan juri di ajang festival band anti narkoba (Festa) 2011 gagasan Persatuan Mahasiswa Aceh Tengah (Permat-Senat) yang berlangsung sejak 7 – 8 Mei 2011 di Gedung Olah Seni Takengon.

Zainal, seorang dewan juri yang bertugas menilai harmonisasi dan improvisasi pada even tersebut menyatakan sangat prihatin atas ruang gerak untuk berekspresi saat ini. Hal ini terkait beberapa hal seperti perizinan penyelenggaraan acara pada malam hari. “Masih ada penilaian negatif yang terlalu berlebihan terhadap para pemusik band sehingga selalu dianggap akan melanggar Syari’at Islam,” ujar Zainal yang pernah eksis memimpin grup musik kontemporer di Aceh Tengah bernama Bengkel Musik ini, Minggu (8/5/2011).

Menurut Zainal, pelanggaran Syari’at Islam bisa terjadi dimana dan kapan saja. “Siang bolong juga malah banyak terjadi, dan bahkan mungkin saja ada yang ambil kesempatan seperti yang terjadi saat penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) beberapa waktu lalu,” banding Zainal.

Pernyataan senada juga diamini Dirham, musisi muda Tanoh Gayo yang lama berkiprah di perantauan, Banda Aceh, Medan, Jakarta dan Bandung. “Anak muda pecinta seni musik butuh keleluasaan dalam berkiprah. “Seperti even ini, kan bagus. Saya pantau bukan Anti Narkoba bukan sekedar tema, tapi kenyataannya mereka orang-orang baik kok. cuma tampang dan pembawaannya saja yang disesuaikan dengan musik yang mereka bawakan,” kata Dirham yang masih sebagai keluarga musisi Gayo terkenal, AR Moese ini.

Ditimpali Dirham, penampilan anak-anak pehobi musik jangan jadi ukuran. “Zaman sekarang banyak yang penampilannya alim malah ternyata sebaliknya,” katanya lagi.

Kedepan keduanya berharap agar ada kebijakan dari pihak terkait untuk memajukan prestasi pemusik asal Gayo dengan memberi ruang lebih luas lagi. “Daripada mereka keluyuran tak jelas sehingga gampang terjerumus, kan lebih baik seperti ini,” pungkas Zainal diamini Dirham. (Windjanur)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. Jangan kaitkan antara kreasi seni dengan pelanggaran syarai’at Islam, karena Syari’at Islam tidak melarang seni. Tetapi bentuklah moral masyarakat yang bersyari’at, dan buat even seni pada waktu yang disepakati masyarakat dan tidak memunculkan pelanggaran Syari’at. Seperti kita buat even mingguan di Ujung Baro atau dimana saja. Semoga semua saling memahami tidak menyalahkan syari’at.