Cik Ujang, Tuna Rungu Wicara Bersepeda dari Palembang

Takengen | Lintas Gayo : Selembar Kartu Tanda Penduduk (KTP) ditunjukkan oleh seorang pria paruh baya berbaju seragam Pramuka yang ternyata Tuna Rungu Wicara di ruang Kepala Sekolah SMAN 1 Takengen, Senin (9/5/2011) kepada Kepsek Drs. Uswatuddin, M, Ap didampingi Lintas Gayo.

Tertulis nama Cik Ujang, asal Sumatera Selatan, tepatnya sebagai warga jalan Meranjat Raya Kelurahan Pipa Reju Kecamatan Kemuningan kota Palembang  yang berumur 46 tahun. Dia anggota Gerakan Pramuka  Gugus Depan 5,6 SLB Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC) Palembang. Dengan sejumlah kekurangannya, ternyata dia bersepeda dari Palembang dan sudah berkeliling Aceh. Dia ingin mengelilingi Indonesia dengan bersepeda.

Sesuai yang tertera dalam surat tugas dari Gerakan Pramuka Gudep SLB YPAC Palembang yang dikantonginya, Ujang diminta mengenalkan adat istiadat serta kebudayaan bangsa sendiri yang sangat beranekaragam.

Unik mewawancarai Ujang, saat mampir disekolah dan diterima Kepsek tersebut,  Lintas Gayo  dan Kepsek harus menulis sejumlah pertanyaan diatas selembar kertas. Ujang membacanya dan mengangguk atau menggelengkan kepala atas sejumlah pertanyaan yang dibacanya.

“Sebelumnya saya tidak mengetahui jika pengendara sepeda asal kota Empek-empek tersebut penderita Tuna Rungu Wicara sehingga sulit berkomunikasi,” kata Kepsek ini.

Tapi ternyata, dia bisa membaca walau terkadang pertanyaan yang diajukan tidak difahami olehnya, ujar Kepsek ini lagi.

Kepada Uswatuddin dan Lintas Gayo, Ujang menunjukkan bukti otentik bahwa dia telah menggelilingi seluruh wilayah Aceh selama 50 hari dengan menunjukkan foto bersama sejumlah pejabat teras di kabupaten/kota di Aceh.

Ketika di tanya dari mana rute Ujang mengelilingi Aceh, Ujang menunjukkan sebuah peta Aceh yang dia miliki. Dia menunjuk arah perjalanannya mulai dari Medan, Langsa, Lhokseumawe, Sigli, Jantho, Banda Aceh, Sabang lalu kembali ke Banda Aceh dan menuju Meulaboh, Tapaktuan, Kutacane, Gayo Lues, dan terakhir kini dia berada di Takengen.

Selanjutnya ditanya soal biaya dalam perjalanan, Ujang  fotonya bersama sejumlah pejabat dan selembar surat yang diantaranya bertuliskan “Dengan sumber dana melalui partisipasi, memberikan saya/Piagam dari kantor atau Instansi Bapak dan berfoto bersama-sama dan Bantuan Dana”.

Dari petikan kalimat surat dan foto-foto tersebut, nampaknya biaya perjalanan Ujang diperoleh dari sumbangan para pejabat yang berpose bersamanya.

Dari bahasa tubuh yang ditujukan Ujang, dia betah berada di Takengen selama beberapa hari lagi karena suhu udaranya sejuk, keindahan panorama alam serta keramahan warganya. (Wein Mutuah)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.