GAYO LUES – Dambaan masyarakat Desa Jamur Gele, Kecamatan Puteri Betung, Kabupaten Gayo Lues untuk menikmati Perusahaan Listrik Negara (PLN), tampaknya hanya mimpi belaka. Hingga kini warga masih berharap pemerintah segera mengaliri rumah mereka dengan listrik milik perusahaan Negara itu. Menang sejak tahun 2008 lalu, warga Jamur Gele telah mendapatkan pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) yang dibangun oleh Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh Nias. Tapi warga mengeluh karena tarifnya terlalu tinggi.
“Pemerintah Daerah sudah menjanjikan memasukan PLN berkali-kali, tapi belum teralisasi sampai sekarang,” kata Arifin, Operator Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro menuturkan.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro Desa Jamur Gele dikelola oleh Koperasi Serba Usaha Gele Rindang, Simpang Jernih. Puteri Betung, Gaya Lues. Sekitar 150 Kepala Keluarga menjadi pelanggan tetap PLTMH.
Kata Arifin, masyarakat tidak bisa melakukan protes atas penetapan harga pembayaran listrik mikro hidro yang tinggi. Sebab untuk menghidupkan pembangkit itu juga membutuhkan dana yang besar. “Sekarang koperasi mau menyerahkan PLTMH kepada pemerintah daerah, biar bisa murah,” katanya.
Warga juga tak yakin jika pengelolaan PLTMH oleh pemerintah membuat harga berlangganan listrik dapat lebih murah. Kata Arifin listrik tenaga hidro itu tidak stabil.”Kami berharap kampong kami dialiri listrik PLN, kami mohon agar pemerintah melihat kami,” ujarnya.
Desa Jamur Gele terletak sekitar 80 kilometer arah tenggara Belang kejeren, Ibukota Gayo Lues. Sebelum adanya pembangkit listrik tersebut pada Agustus tahun 2008 lalu, warga tidak pernah menikmati listrik.(Atjehpost)