Bagi orang Gayo, bila menyebut namanya, selain tak asing di telinga, juga meninggalkan kesan, apalagi saat buah berduri dengan aroma khas berhamburan di kota Takengen. Rasanya legit, manis, serta “melekat” ditenggorokan.
Orang akan bertanya durian dari mana. Jawabanya sangat sederhana, Jamat. Kampung yang masuk dalam kawasan Linge, kampong bersejerah dengan melahirkan raja terkemuka Aceh ini, bagaikan tak pernah berubah dalam menyuguhkan kasih sayang.
Aroma cinta yang disebar Jamat, Linge, Delung Sekinel, Reje Payung dan kawasan sekitarnya, membuat siapapun yang berkunjung ke sana, mampu mempergunakan hati, orang tersebut akan jatuh cinta dan ingin kembali ke sana.
Desauan angin yang bernyanyi diantara desauan pinus, ditambah gemericik air, semakin menghanyutkan perasaan, apalagi saat burung-burung sahut menyahut menyanyikan lagu cinta kepada sang khaliq. Semuanya akan terbuai. Jamat aku jatuh cinta.
Di Jamat ada sungai Uwih Kol Dusun, berada di Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah., provinsi Aceh. Kampung ini termasuk perkampungan tua. Terdapat beberapa rumah peninggalan masa lalu yang keasliannya masih terjaga. Kampung Jamat dapat ditempuh dengan berkendaraan dari ibu kata kabupaten Aceh Tengah, via Bintang, sekitar 3 jam, kita sudah tiba di sana.
Anda mau berburu fotolanskap, datanglah ke sana. Atau Anda ingin memancing ikan deras air tawar, Sungai Jamat yang panjang dan lebar menyuguhkanya. Kampung Jamat menyimpan potensi wisata alam yang sungguh luar biasa indah.
Sungai yang mengalir dari arah selatan menuju muaranya di utara ini sungguh merupakan sajian alam yang luar biasa. Kiri kanan sungai terhampar sawah dan hutan pinus yang sangat padat dan masih asli.
Menelusuri Sungai Kampung Jamat dapat dilakukan dengan berjalan kaki, atau mempergunakan perahu penduduk setempat. Berangkatlah menjelang matahari terbit. Anda akan disuguhkan pemandangan yang luar biasa damai, sehingga Anda benar-benar jatuh cinta.
Saat matahari menampakkan dirinya, alam akan bercengkrama dengan Anda. Air yang mengalir dengan tenang, bening disertai kicauan burung, membuat Anda melupkan segala persoalan yang pernah Anda alami. Tidak percaya datanglah ke Jamat.
Jika Anda punya nyali untuk bertualang, berjalanlah dengan pemandu desa setempat. Memasuki lorong-lorong hutan pinus diantara lambaian jemari halus daunya. Sediakan kamema dengan lensa bidik . Anda akan mendapat gambar aneka jenis burung yang bertengger mencari makan di antara pohon damar.
Jika Anda penyuka memancing, sempatkan waktu berada di muara . Dirikan tenda dom, dan keluarkan alat pancing. Air sungai suatu tantangan bagi pemancing. Ikan yang masih tersedia cukup banyak jelas membuat kegiatan memancing menjadi mengasyikkan.
Ahhhhh. Jamat kampong tua yang mengasikan. Cinta bersemi di sini. (Kayu Kul/ Red LG)