Redelong | Lintas Gayo : Akibat terlalu sering pergi studi banding (Studing) dan mengikuti Bimbingan Teknis (Bintek), kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPRK) Kabupaten Bener Meriah lebih sering sepi, bahkan seperti bukan kantor perwakilan rakyat.
Sepinya kantor DPRK Bener Meriah tersebut seperti yang dikatakan Yunus warga Kampung Timang Gajah, selasa (31/5) saat ingin menjumpai salah seorang anggota dewan dari wilayah pemilihannya. Bahkan Yunus sering berkunjung ke kantor DPRK Bener Meriah untuk berurusan, namun susah menemui anggota dewan tersebut dan menurut keterangan yang dia terima anggota dewan itu lagi pergi bimbingan teknis atau peningkatan kapasitas serta ada juga yang pergi studi banding.
Menanggapi seringnya keluar daerah anggota DPRK Bener Meriah dengan kegiatan yang tidak jelas, Noma Khairil mantan aktivis mahasiswa yang tinggal di Simpang Tiga Redelong mengatakan kelihatan Jadual pergi studi banding dan bimbingan teknis yang di jadwalkan DPRK Bener Meriah tampak amburadul.”Belum lagi habis jadual bimbingan tehnis, mereka berangkat lagi dengan alasan studi banding sehingga kantor wakil rakyat tersebut sepi, dan ini menghabiskan anggaran atau uang rakyat,”sebut mantan aktivis ahasiswa ini dan menambahkan itu akibat tidak adanya program kerja yang jelas oleh pimpinan DPRK.
Seharusnya, anggota dewan tersebut bisa menyiasati kegiatan mereka agar tidak disoroti masyarakat.”Mereka harus bisa menilai, untuk bintek harus diliat materi apa yang akan di bahas. lembaga pelaksana mana yang mengadakan kegiatan tersebut dan apakah kredibel atau tidak. Saat ini anggota dewan tersebut terkesan menghabiskan anggaran dan memakan uang rakyat tanpa ada pertanggungjawaban yang jelas. Saya berharap mereka segera sadar, jangan menggunakan “aji mumpung” jadi anggota DPRK sehingga suka-suka memakai uang rakyat,”katanya.
Noma Khairil juga berharap, mudah-mudahan tidak ada permainan pimpinan dewan dengan panitia pelaksana bimbingan teknis tersebut, yakni permainan dalam pelaksanaan bimbingan teknis tersebut.”Hendaknya, anggota dewan dapat melihat lembaga yang menjalankan bintek tersebut kredibel atau tidak, kalau binteknya aja nggak jelas lalu setelah pulang dari sana, apa yang mau diterapkan di daerah,”sebutnya.
Dari data yang sebutkan Noma, untuk biaya bimbingan teknis anggota DPRK Bener Meriah telah menghabiskan dana sekira Rp.800 juta, belum lagi dana studi banding, maka uang rakyat habis dipergunakan dengan sia-sia.”
Studi banding hendaknya ada yang dilihat dan kembali ada yang diterapkan di daerah. Tapi, selama ini nggak pernah ada laporan apapun yg dilakukan dewan tersebut. Dan sebaiknya studi banding mengikutsertakan eksekutif agar apa yang dilakukan dewan itu nyambung,”ungkap Noma Khairil.
Sementara itu, ketika Lintas Gayo menanyakan hal tersebut kepada Ir. Sarkati Ketua Fraksi Golkar DPRK Bener Meriah mengatakan, perlu dilakukan rapat kerja untuk menjadwalkan apa yang mau dilakukan dalam tahun anggaran berjalan. Dan hasil rancangan ini disahkan dalam paripurna untuk disahkan.”Apapun dia kegiatannya, seperti bintek, studi banding dan lainnya. Jika tidak sesuai dengan jadwal yang di atur maka tidak bisa, kecuali ada hal yang prinsip,”ungkap Sarkati dan mengakui kacaunya acar bintek dan studi banding kegiatan DPRK Bener Meriah itu.
“Selama periode ini semua kegiatan DPRK Bener Meriah semerawut tak terjadwal dan tak ada koordinasi apapun sesama anggota dewan. Saya rasa untuk mengukur kinerja dewan perlu dilakukan jadwal-jadwal kegiatan di DPRK. Agar lebih professional supaya masyarakat tidak menyoroti kinerja dewan yang sudah terlanjur di cap buruk ini,”pungkas Ir. Sarkati.(Aman Buge)
Maaf, mumpung jadi anggota dpr. Kegere seni pe selohmi we. Urang BM akan dituntut oleh Allah swt. Nge i betih jema begini begitu, dabuh i pilih kin anggota dpr, kin bupati mien. Ya Allah, ampuni kami si salah mumilih., Amin
Hahaha… Study banding, bintek atau MALAS?