Takengen | Lintas Gayo– Air terjun Mengaya, Kecamatan Bintang, Aceh Tengah merupakan salah satu obyek wisata andalan pemerintah daerah. Namun sayang obyek wisata itu kurang terawatt dan kurang dukungan fasilitas.
Ketika media ini berkunjung kesana, Minggu pekan lalu, terlihat bagaimana indahnya air terjun mengaya tidak didukung dengan fasiltas yang memadai serta layanan yang maksimal. Sampah sisa air mineral dan minuman ringan, masih berserakan di dalam air dekat air terjun.
Kayu kayu tumbang masih berada di dekat bebatuan lokasi air terjun. Padahal air ini dipergunakan untuk mandi bagi pengunjung dibagian bawah air terjun. Ketika ditanya apakah di lokasi air terjun bagian atas, tidak ada tempat sampah, pengelola justru menunjuk bagian belakang rumah penjagaan, sebagai tempat pembuanga sampah, di sana terlihat sampah yang dibakar.
Selain itu toilet tidak memiliki air. Ketika ditanya kenapa toilet tidak ada airnya, petugas di sana yang enggan namanya ditulis, menyebutkan, sejak air terjun itu menyusut di musim kemarau, air untuk kamar mandi tidak ada.
Lokasi air terjun di sela kebun kopi penduduk ini memang sangat indah. Untuk masuk ke sana petugas mengutip tiket Rp 5000 perorang, parker mobil Rp 10.000. Sayangnya air terjun Mengaya mulai agak sepi.
Jalan menuju air terjun ketika masuk dari Kampung Mengaya Bintang, selain sempit, b ersemak belukar, juga banyak badan jalan yang aspanya hancur. Bahkan dibagian pendakian menjelang masuk ke lokasi air terjun batu berserakan di jalan.
Pemda Aceh Tengah yang menjadikan air terjun Mengaya sebagai obyek andalan, namun jalan ke sana masih belum nyaman. Apalagi ketika mobil berpapasan dengan mobil, maka satu mobil harus mengalah mencari tempat yang sedikit agak luas, walau harus masuk semak.
Fasiltas air terjun mengaya semuanya disiapkan oleh pengelola warga pemilik lahan, sementara sarana jalan belum diperhatikan serius oleh pemerintah. (LG 003)