Redelong| lintasgayo.com – Komplik antara manusia dengan gajah di kecamatan Pintu Rime Gayo yang berawal sejak tahun 2012, konflik ini kerap terjadi, korban harta benda rusaknya lahan dan juga rumah hal biasa dan sudah sering dialami oleh penduduk disana.
Kejadian atau musibah ini juga selalu terjadi disaat kawanan satwa gajah liar melewati rute yang biasa dilaluinya secara rutin (Home Range) tidak itu saja, bahkan sudah 5 (Lima) orang korban meninggal dunia diantaranya seorang wanita.
Upaya pemerintah Kabupaten Bener Meriah yang disampaikan oleh Camat Pintu Rime Gayo, Edy Putra, SH, kepada media ini 08/05/2020, mengatakan dalam menangani konflik gajah liar ini untuk mengantisipasi dan upaya yang akan dilakukan secara bersama.
“Kita juga mesti menjalin kerjasama nantinya dan dengan melibatkan BKSDA, Dirjen BKSDA, anggota DPR RI, DPRA, DPRK, LSM pemerhati satwa dan SKPK lainnya,” katanya.
Seperti Diakhir tahun 2019 sudah pernah dilakukan pertemuan dengan kementerian lingkungan hidup dan kehutanan akan membantu secepatnya penanganan konflik gajah liar ini dengan opsi jangka panjang, menengah dan jangka pendek.
Salah satu opsi yang saat ini sedang dilakukan adalah opsi jangka pendek dengan langkah awal ditahun 2020 ini memasang kawat kejut sepanjang 10 KM, ditahun berikutnya akan dilanjutkan lagi. Langkah kedua adalah konsolidasi tim penggiringan yaitu tim 8 dan CRU. Katanya.
Masyarakat yang ada di Kecamatan Pintu Rime Gayo masih menginginkan kelanjutan program penanganan gajah liar ini, agar kenyamanan bertani dapat dirasakan. Program pertanian penanaman pisang Cavendish itu penting dan perlu, tentunya konflik gajah itu harus terlebih dahulu dituntaskan.
Lanjutnya lagi, sebelum diaktifkan kawat kejut tersebut, gajah yang masih berkeliaran di kawasan perkebunan akan dikeluarkan terlebih dahulu. Gajah tersebut berada di 3 lokasi yakni di dusun sesongo desa Blang Rakal, Ulu Naron dan didesa Negeri Antara.
Sebelumya, pihak BPBD bener meriah juga sudah melakukan pengerjaan penggalian parit gajah sejauh 1 kilometer dititik rawan keluar masuk gajah namun masih belum maximal, dan pihak BPBA Provinsi Aceh juga pernah membantu kayu untuk merehab rumah yang dirusak gajah.
Menurut Edy ini juga sebagai bentuk ujicoba membuat pagar kejut (fancing) dan ini sangat aman bagi masyarakat karena aliran listrik 12 volt dari Batree yang dicarger melalui Colarcell.
“Semoga ini dapat bermanfaat nantinya,” tutup Edy Irwansyah. (Putra Mandala)