Mandala- kah Mendale, Lingga -kah Linge?

Catatan: Win Ruhdi Batin

Penemuan Situs Atu Berukir di Pantan Jemungket, Desa Umang Isaq, Kecamatan Linge, mengungkap banyak tabir sejarah Gayo.

Temuan itu adalah pahatan atau guratan pada bongkah batu. Awalnya, cerita batu berukir ini tersebar dari mulut ke mulut saja.

Dalam tulisan resmi Dr. Rita Margaretha Setianingsih, seorang arkeolog Epigrafi, alumnus Leiden University. Dalam buku Aceh dalam Perspektif Sejarah dan Arkeologi, 2015.

Keberadaan Situs Atu Berukir ini dilaporkan keberadaannya oleh kelompok masyarakat Gayo pecinta kepurbakalaan, diantaranya Zulkifli MD, Win Ruhdi Bathin dan Fauzi Ramadhan serta Ichwannul Rahmat Inr.

Temuan di Atu Berukir adalah Utpati ( lahir atau menciptakan), sthiti (hidup atau memelihara) dan Pralina ( mati atau memusnahkan).

Ini adalah siklus keabadian yang harus ada dan berguna dalam menjaga keharmonisan semesta.

Tulisan atau ukiran pada batu itu, antara lain, Yantra dan aksara ksa. Dari tulisan ini diketahui berasal dari abad ke 10 Masehi.

Selain Yantra ada Trikona. Trikona. Artinya sudut /angle dan kompas ( Macdonell, 1911:75). Pada umumnya Trikona juga disebut segitiga feminim. Dan ini artinya adalah Yoni. Yang didalamnya terdapat gambar Lingga.

Di batu lainnya terdapat goresan Trisula, yakni tombak bermata tiga. Berasal dari bahasa Sansekerta trisula ( netral= tombak dengan tiga mata tombak). Yang merupakan atribut dewa Siwa ( Macdonell, 1911: 114).

Bentuk lingkaran , magical circle. Lingkaran dengan tiitik di tengah dalam simbol.Hindu-Buddha dianggap sebagai lambang spriritual penggabungan kekuatan laki laki dan perempuan.

Juga ditemukan pada tumpukan batu di Situs Atu Berukir, suluran suluran dan rumbai singa.

Situs Atu Berukir menyimpan dan membuktikan arkeologi klasik Indonesia. Bahwa pada abad ke 10 Masehi telah ada kelompok masyarakat yang menganut agama Hindu di Umang Isaq.

Hal ini diketahui dari ukiran pada batu yang dibiarkan begitu saja di Kampung tersebut. Batu ini mulai rusak dan terancam hancur bila tidak dilestarikan.

Gambar pada batu Umang itu, adalah trisula, Yantra dan paleografi aksara ‘ksa’.

Asal kata LINGE berasal dari kata LINGGA. Yang mengalami perubahan suara dan merupakan personifikasi dari dewa Siwa.

Mendale juga merupakan katadalam bahasa Sansekerta. Dan dapat dihubungkan dengan kata Mandala.

Bahwa pada abad ke -10 Masehi daerah Linge dihuni masyarakat memeluk agama Hindu. Dan daerah tersebut merupakan sebuah MANDALA.

Barulah abad ke -11 hingga abad 20 berdiri kerajaan Linge di daerah Umang Isaq, Kecamatan Linge, Takengon , Aceh Tengah, NAD. Dengan raja raja yang pernah bertahta di daerah Linge.

Ini berarti Mendale adalah Mandala. Linge adalah Lingga. Berasal dari Bahasa Sanskerta

Sumber: Aceh dalam Perspektif Sejarah dan Arkeologi. Cakra Press bekerjasama dengan Balai Arkeologi Medan.2015. Cetakan Pertama

Comments are closed.