Jika bersungguh-sungguh untuk mencari mustahil jika tidak dapat,kemanapun,kapanpun,jika mempunyai kesungguhan tidak ada yang tidak mungkin. Prinsip ini melekat di jiwa salah satu siswi MAS Ulumul Qur,an Quba Bebesen, Aceh Tengah.
Namanya yang diberi orang tua untuk gadis kelahiran 6 April 2004 ini, Indah saharani. Dia putri pertama dari tiga bersaudara merupakan pasangan Edi Alfian dan Marhamah, yang hanya seorang petani.
Ketika ditemui di kediaman orang tuanya, Rabu (23/12/2020) di Arul Badak,Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah, siswi berprestasi menunjukan dirinya sebagai anak yang sulung, dia menjaga dan memperhatikan adik-adiknya.
Indah meriah juara pertama di kelasnya dalam ujian kali ini. Bahkan sebelumnya gadis cantik berkulit putih ini meraih juara pertama pada perlombaan siswa berprestasi dalam rangka Expo Coffe yang diselenggarakan di Kampus IAIN Gajah Putih Takengon.
Dalam perlombaan Expo Coffe ini, masing masing sekolah mengirimkan 8 dutanya, empat putra dan empat putri, Ulumul Qur,an Bebesen juga mengirimkan utusanya, termasuk Indah di dalamnya. Ternyata Indah dalam even ini mampu berkompetisi mampu meraih piala sebagai siswi berprestasi.
Ketika bercerita denganya, sebenarya banyak suka duka yang dilalu indah. Dia sudah enam tahun menempa diri di Quba Bebesen. Namun cobaan dan tantangan itu mampu dilalui, sehingga dia dapat mengukir prestasi.
” Saya ketika awal masuk pesantren tidak pernah yakin dengan apa yang saya pelajari. Rasanya sesak di dada dan kepala seperti ada beban. Namun berkat dukungan orang tua yang tak pernah Lelah dan sahabat-sahabat, ahirnya saya nyaman,” sebut Indah.
Sejak di MTs dia sudah mondoh di Bebesen. Namun saat itu dia biasa-biasa saja, tidak ada yang terlalu menonjol. Namun seiring dengan perputaran waktu, Indah mulai merasa nyaman, perlahan-lahan dia mulai bisa mencerna ilmu ilmu yang diberikan.
Baru ketika duduk kelas 3 Mts Quba ini dia mampu meriah rangking pertama. Dia rajin mengulang kaji. Ilmu itu baginya kalau tidak sering diasah maka akan hilang, dia juga berupaya mengamalkanya. Dia pantang menyerah dalam menggapai apa yang diinginkanya.
Apalagi dia mengingat bagaimana susahnya orang tuanya sebagai seorang petani kopi. Keringatnya bercampur tanah, tanpa mengenal Lelah demi anak-anaknya. Ingin menununjukan kepada orang tuanya, indah senantiasa tekun belajar.
Ada rasa haru, linangan air mata ketika dilangsungkan Expo coffe di Universitas Islam Indonesia Gajah Putih Takengon, dia berhasil memenangkan rangking 1 dari beberapa sekolah yang diutus ke sana.
“Rasanya saya tidak mungkin mendapatkan rangking dalam kompetisi ini. Saya hanya menunjukan kemampuan saya, karena tidak pernah terbayangkan akan juara. Namun Allah maha kuasa, saya diberikan kepercayaan,” sebut Indah.
Indah sudah menunjukan hasil dari keseriusanya. Tekad yang kuat, semangat pantang menyerah dan rajin serta tekun dalam menggapai ilmu, membuat dirinya semakin tertempa. Namun gadis cantik ini tetap merendah dan santun, karena di jiwai sudah terbalut ahlaq.
Sebagaimana yang menjadi pedoman hidupnya Manjada wajada. Siapa yang bersungguh- sunguh dia akan mendapat. Selagi ada waktu untuk mencari kenapa harus mengemis. Karena ilmu itu harus dicari bukan datang sendiri. Carilah ilmu sampai ke negari China, terbanglah di Bukit Safa dan Marwa. *** Sinta Ulandari.
Penulis santriwati Dayah Ulumul Qur’an Quba Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah.
Comments are closed.