Tgk Sukarno Beternak Ayam dan Mengurus Kebun Demi Santrinya

Seorang ulama ada kalanya harus meninggalkan keluarganya guna untuk memenuhi kebutuhan umatnya dalam menempa jiwa.  Namun seorang ulama juga harus tetap memperhatikan kondisi keluarganya.

Seorang ulama tidak hanya bisa melakukan dakwah saja. Tapi masih banyak hal lain yang harus dilakukanya, dalam menjalani hidup ini. Antara keluarga dan dakwa, bagaikan mata uang yang tak dapat dipisahkan.

Seperti Tgk Sukarno contohnya. Seorang ulama yang tinggal di kampung Damar Mulyo Kecamatan Atu lintang. Selain kegiatan sehari-hari sebagai pendakwah, Tgk Sukarno  dia berternak ayam kampung.

Dia adalah  pemimpin ponpes Nurul Huda, Atu Lintang.  Lahan lokasi dayah dia manfaatkan untuk membantu penupang ekonom keluarga. Sudah dua tahun lebih dia menekuni peternakan ayam kampung.

Ketika ditemui disela sela kesibukanya mengurus pesantren, Senin (28/12/2020), Tengku Sukarno, banyak bercerita tentang ayam-ayam peliharaanya, walau tidak banyak, namun sudah membantu ekonomi keluarga, selain kebun kopi.

“Modal awalnya sangat sederhana, hanya sepasang ayam. Dari disinilah dirawat dengan baik, sehingga berkembang biak,” sebut Tgk. Sukarno.

Pimpinan pesantren ini nampaknya sudah ahli dengan peternakan ayam kampung, dia tahu kapan memberi obat ayamnya, kapan dia harus memberikan pakan, vitamin. Dia senantiasa memperhatikan Kesehatan ayam.

“Dalam satu bulan mampu menghabiskan uang hingga Rp.1100.000 untuk pembelian pakan dan pembelian vitamin untuk kesehatan ayam,” ucap pimpinan Dayah Nurul Huda ini.

Jenis pakan ayam, selain pur juga diselingi dengan dedak, diberikan tiga kali sehari dan ada juga sayur mayur berupa dedaunan.

Selain pemberian pakan, pemberian vitamin atau vaksin juga sangat perlu untuk diperhatikan, khusunya  untuk ayam yang masih kecil, agar daya tahan tubuhnya tetap terjaga, jelas Tgk Sukarno.

Berkat kegigihan dan ketekunanya, ayam ayam itu berkembang, dari awal hanya sepasang , baru baru ini dia sudah menjual 40 ekor ayam peliharaanya. Ayamnya ukuran sedang  dia mendapatkan pemasukan senilai Rp  dan telah menerima uang sebesar Rp.2000.000. jelas Tgk Sukarno.

Namun uang yang diperoleh dari penjualan ayam ini, bukan sepenuhnya untuk keperluan keluarganya. Dia mempergunakanya  kebutuhan pesantren ini, salah satunya yaitu pembelian printer.

Ayam yang dikelolanya kini sudah mencapai 50 ekor, selain itu ada yang sedang bertelur dengan mengeram. Targentnya nanti pada bulan Ramadhan ayam ayam itu sudah bisa dijual atau untuk keperluan sendiri.

Ayam ayam yang dikelola di Nurul Huda ini bukan hanya untuk keperluan Tgk Sukarno, namun lebih banyak dipergunakan untuk membantu kebutuhan santri. Hal itu dilakukan Tgk. Sukarno agar para santri tidak terlalu membebankan orang tuanya untuk kebutuhan sehari-harinya.

“Benar kami merasakan manfaat dari peternakan ayam ini, sudah sangat membantu, kebutuhan sehari hari kami sudah terbantu,” sebut Miftakhudin, salah seorang santri di sana.

Tgk Sukarno memanfaat area di dayahnya, bukan hanya untuk pesantren, namun dia menjadikanya sebagai sumber ekonomi, minimal membantu santri dalam meringankan beban orang tuanya. Makanya di sana ada juga santri yang bertanam sayur mayur, cabai, serta bertenak ayam.

Pesantren Nurul Huda di Atu Lintang ini , bukan hanya memberikan ilmu kepada santrinya, namun juga mengajarkan bagaimana bersahabat dengan alam dan memanfaatnya untuk kehidupan. *** Alif Mujtaba, santri  Dayah Nurul Huda, Atu Lintang.

 

Comments are closed.