Pakaian putih dongker saban hari dikenakanya. Dia bertugas tidak mengenal waktu untuk mengamankan lokasi pesantren Al Azhar, kampung Pejeget, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah. Gajinya tidak mencukupi, namun halal dan berkah.
Lelaki ini murah senyum, dekat dengan santri dayah. Menjaga gerbang dayah dan berkeliling di seputar pesantren hampir saban hari dilakukanya. Dia memiliki tanggungjawab 24 jam sebagai Satpam dayah, bersama temanya.
Dia juga tinggal di komlek dayah. Sudah lima tahun dia mengenakan seragam putih dongker untuk mengamankan dayah, tempat menempa ummat mendapat pendidikan.
Namanya Juanda Sulaiman, 30, mempunyai tiga orang anak. Rejeki yang didapatnya dari seorang Satpam telah mampu mendidik generasinya. Setiap bulanya dia mendapat gaji Rp 1.500.000. apakah cukup untuk menghidupi keluarga?
“Dengan kebutuhan saat ini sudah pasti enggak cukup, apalagi anak saya tiga orang, yang besar kini duduk di bangku kelas satu SMP, sementara yang bungsu masih dalam pangkuan,” sebut Juanda Sulaiman, ketika diminta tanggapanya.
“Saya syukuri apa yang diberikan Allah, Tuhan sudah mengatur perjalanan hidup manusia. Kita jalani saja, semoga semuanya membawa berkah,” ucap Sulaiman.
Keihklasan Juanda Sulaiman dalam mengemban amanah membuatnya tidak merasa Lelah dengan tugas yang diembanya. Dia bangun sebelum orang orang bangun. Dia bekerja sebelum orang orang bekerja, waktunya 24 jam.
Dalam mencukupi kebutuhan keluarga, dia ditemani istri yang setia berbagi suka dan duka. Mahdani namanya, berumur 25 tahun. Ibu tiga anak ini membuat kue dan dititip, sehingga penghasilanya walau sedikit, namun bisa membantu keperluan keluarga.
Dua sejoli seiya sekata dalam suka dan duka menjalani ketentuan hidup yang diberikan Tuhan. Mencari rejeki tanpa kenal Lelah demi sibuah hati. Apapun pekerjaan bila dihayati dan disyukuri, akan membuat damai hidup ini. *** Mora Lina br Malau, Santri Dayah Al-Azhar, Pejeget Pegasing, Aceh Tengah.
Comments are closed.