Pusat Kajian Kebudayaan Gayo (PKKG) kembali membincangkan didong Gayo. “Seri #1 sebelumnya, membahas didong urban, didong Transjakarta. Seri #2, didong tradisional, dengan narasumber Djamaludin Meri, ceh legendaris Musara Bintang,” kata Yusradi Usman al-Gayoni, Ketua Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, Jumat (27/5/2022).
Dijelaskan Yusradi, bincang seni yang bertopik “Didong, Udin Musara, dan Musara Bintang” itu membahas sejarah dan perkembangan didong secara keseluruhan di Dataran Tinggi Gayo, Aceh Tengah dan Bener Meriah, terutama di daerah uken. Uken, merupakan paruh (moety) masyarakat yang di Gayo Lut, Kabupaten Aceh Tengah. Dibahas pula kesosokkan Djamaluddin Meri dengan karya-karyanya dan kelop didong Musara Bintang, tempat Djamaluddin dan ceh-ceh di Bintang untuk berdidong.
Bincang seni seri #2 Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, ungkap pendiri/pengelola Perpustakaan Gayo tersebut, turut dimeriahkan dengan pertunjukan didong dan suling secara daring. “Langsung oleh Pak Udin Musara, dengan penepok dari Sanggar Pegayon. Suling sendiri, oleh Ajli Rahmandi, Ketua Sanggar Pegayon. Ini pertunjukan daring pertama selama 14 kali kegiatan Pusat Kajian Kebudayaan Gayo dalam 2 bulan ini. Di era digital sekarang, pertunjukan kesenian juga harus ikut berubah, beradaptasi, dan bertransformasi, biar tetap relevan dengan perkembangan zaman,” aku Yusradi.
Disebutkan Yusradi, bincang seni seri #2 terbuka untuk umum dan digelar secara daring melalui Zoom Meeting, Minggu (29/5/2022), mulai jam 10.00 WIB. Bagi masyarakat Gayo yang ingin menyaksikan didong dan suling secara daring, terlebih lagi, para penggemar Musara Bintang, bisa mengikuti Bincang Seni Seri #2 Pusat Kajian Kebudayaan Gayo, melalui tautan Zoom Meeting: https://us02web.zoom.us/j/89911153142?pwd=cDZqZjkvMXloR3hEOTNWL3NybHB5dz09, Meeting ID: 899 1115 3142, dan Passcode: 002914.(Ihfa)
Comments are closed.