Seperti dalam pepatah Gayo “meh petemun cere” terjadi antara Partai Demokrat dan Golkar Kabupaten Bener Meriah. Jalinan “asmara” kedua partai berpengaruh di kabupaten ini ternyata kandas di tengah jalan.
Putusnya hubungan tersebut karena tidak sehati dan sejalan lagi, sehingga surat “ceraipun” dilayangkan kepada Partai Golkar yang memiliki Fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bener Meriah.
Untuk urusan politik bagi Fauzan Ketua Partai Demokrat Bener Meriah yang juga Wakil Ketua DPRK tersebut tidaklah selamanya harus setia “menceraikan atau diceraikan” adalah salah satu dinamika yang cukup wajar.”Ini keputusan atau makanisme partai, dan bukan keputusan saya pribadi. Karena menjelang Pilkada kami sudah tak sejalan lagi dalam mengusung kandidat, kami telah mengirimkan surat mundur dari Fraksi Golkar pada tanggal 4 Juli 2011 lalu ,” kata Fauzan.
Demokrat yang memiliki tiga kursi di DPRK Bener Meriah ini, mempunyai kisah yang cukup panjang dalam menjalankan hubungan “asmara” bersama Partai Golkar. Sudah lebih dari satu periode di DPRK Bener Meriah, Demokrat selalu “melabuhkan cintanya” dengan partai yang berlambang pohon beringin itu.
“Selama ini orang berpandangan jika bernaung dibawah pohon yang rimbun selalu senang dan damai, namun yang kami rasakan selama ini sebaliknya ,” ungkap Wakil Ketua DPRK Bener Meriah ini dan tidak menjelaskan apa maksud kalimat yang ia kiaskan itu. Dan ditambahkannya dinamika serta situasi seperti ini akan kembali tenang setelah usai Pilkada di Aceh, yang ditetapkan November 2011 nanti.
Ternyata bukan hanya Partai Demokrat yang meminta “cerai” dari Golkar, partai PKPB yang diketuai oleh M. Husein dan memiliki satu kursi di legislatif itu juga mengajukan surat pengunduran dirinya dari Fraksi Golkar.
“Saya hanya ingin mencari pengalaman dengan mengusung kandidat lain, serta tidak harus selalu dengan Golkar. Apalagi kandidat pasangan calon bupati yang kami usung masih ada hubungan famili dengan kami ,” ungkap M. Husein yang juga anggota DPRK ini.
Ternyata minta pisahnya Partai Demokrat dan PKPB dari Fraksi Golkar berkaitan erat dengan, adanya saling mengusung salah satu kandidat cabup dan cawabup di Bener Meriah yang akan bertarung palkada Pilkada nanti.
Partai Demokrat dan PKPB serta beberapa partai lainnya mengusung pasangan Ir. Ruslan Abdul Gani dan Drs. Rusli M. Saleh, sedangkan Partai Golkar yang memiliki satu fraksi dan tergabung dari beberapa partai juga memiliki satu pasangan kandidat yang dijagokan, yakni incumbent Ir. H. Tagore AB dan Drs. Aldar AB, MM.
Ketua Fraksi Golkar, Ir. Sarkati, Senin (18/7) membenarkan adanya surat permintaan “cerai” tersebut dari Partai Demokrat dan PKPB, ”Kami sudah menerimanya dan itu tidak menjadi persoalan bagi kami yang berada di Fraksi Golkar ini, apalagi hengkangnya mereka tidak membuat fraksi kami goyah sedikitpun,” kata ketua Fraksi Golkar ini.
Menurut Sarkati, sebagai politisi rekan-rekan di Demokrat bisa memilah mana saatnya mendukung dan mana saatnya harus bekerjasama. “Demokrat bergabung dengan Fraksi Golkar di DPRK adalah hal lain dan itu urusan lembaga yang tidak bisa disamakan dengan masalah mengusung salah satu kandidat. Namun jika itu tidak bisa ditanggapi dengan dewasa itu juga tidak menjadi masalah, mau menjalankan prinsip masing-masing silahkan saja ,” ungkap Sarkati.
Dari pantauan Lintas Gayo kondisi di DPRK Bener Meriah kini mulai menghangat, satu persatu partai yang memiliki kursi saling bersaing dan ada juga yang bergabung untuk mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati masing-masing menjelang Pilkada.
“Itu sudah wajar, dan kami harapkan semua menyikapinya dengan dewasa. Siapapun yang di usung hanyalah karena kesamaan tujuan dan jalan. Asalkan jangan rakyat jadi korban nantinya,” sebut Ir. Sarkati. (Aman Buge)
kami perlu bupati yang jjur. dan kami butuh bupati y bisa mensejahterakan masyarakat miskin dan kaumduafa. kami ngak butuh janji2 lagi. cacatan ini khusus untuk bupati yang terpilih nantik. ingat masyarakat misin