Lintasgayo.com| – Di kepala mereka tersemat topi khas Gayo, namanya jembolang. Ukiran kerawang khas dari negeri dingin penghasil kopi arabika terbaik dunia ini menyertai setiap pertandingan dalam event PORA ke XIV di Pidie, Aceh.
Para “punggawa” dari Gayo Lut ini bertarung mengandalkan otak dan kekuatan mental, full non stop selama tujuh hari. Sebuah olahraga yang menguras pemikiran, energi, beban psikologis, walau tidak mengeluarkan keringat.
Olahraga yang berat. Atletnya berpeluang stress, tidur malam tergiang-ngiang pertarungan, sehingga banyak yang sulit tidur, namun keesokan harinya harus bertarung lagi di babak dan partai selanjutnya.
Dalam event Pekan Olahraga Rakyat Aceh (PORA) ke XIV yang berlangsung di Pidie, tim Catur Aceh Tengah mengenakan atribut kebesaran khas Gayo dengan ukiran kerawang berupa jembolang, sementara atlit putri mengenakan sal kerrawang.
Walau dana untuk pengadaan perlengkapan tergolong minim, namun berkat kekompakan pengurus Percasi Aceh Tengah, tim catur yang tampil di Pidie terlihat mentereng dengen pakaian seragam berukir kerawang dan jembolang.
“Lihatlah jembolang di kepala kalian, sebuah lambang kebesaran Gayo. Berjuanglah dengan penuh semangat untuk mengharumkan negeri yang sudah mengirimkan kalian kemari,” sebut Bahtiar Gayo, pelatih catur putra, yang setiap pagi memimpin doa bersama menjelang keberangkatan untuk bertanding.
Cabor Catur di PORA Pidie banyak kejutan. Hampir setiap daerah mampu membawa medali. Peraihan medali tidak lagi didominasi kabupaten tertentu, selain Banda Aceh yang menjadi juara umum. Hampir setiap daerah berbagi medali.
Aceh Tengah dalam event ini membawa pulang 9 medali; tiga medali emas, empat perak dan dua perunggu. Dalam pertarungan olahraga banyak kejutan dan sulit dipridiksi, ada hasil diluar perhitungan.
Dialeksis.com yang mengikuti perkembangan olahraga catur pada event ini, menyaksikan bagaimana tiga peluang medali emas untuk Aceh Tengah “lepas” disambar daerah lain.
Setelah Aceh Tengah mendapatkan tiga medali emas, tiga medali perak dan satu perunggu pada kelas catur cepat dan klasik (beregu), setelah menyelesaikan pertandingan selama enam hari berturut –turut, Aceh Tengah berpeluang menambah tiga medali emas di partai kilat.
Babak pertama partai kilat di hari ketujuh pertandingan, secara mengejutkan tim beregu Aceh Tengah mengalahkan Banda Aceh dengan skor 3-1. Banyak pengamat catur mempridiksikan Aceh Tengah akan menambh tiga medali emas, satu untuk beregu, dan dua medali dari papan meja.
Namun diluar dugaan, atlet andalan Aceh Tengah di babak selanjutnya tidak lagi fokus, tidak fit. Faktor cuaca yang tidak bersahabat mempengaruhi kekuatan mereka dalam pertarungan di partai ahir, catur kilat, sehingga hanya berhasil meraih satu perak dan satu perunggu.
Namun, Aceh Tengah tetap berada di peringkat kedua Cabor Catur setelah Banda Aceh. Atlet dari negeri dingin ini mampu membawa pulang 9 medali, tiga emas, empat perak dan dua perunggu.
Mereka yang menyumbang medali itu; Satu emas disumbangkan Irwandi MN papan 1 kelas catur cepat, dua medali emas disumbangkan Firanda Girsang di meja empat kelas catur cepat dan klasik).
Empat medali perak, dua medali dari beregu partai cepat dan klasik (tim beregu, Irwandi MN, Sabaruddin Harahap, Marzuki Tarigan, Firanda Girsang dan M. Hatta). Satu medali perak disumbangkan Irwandi di partai klasik untuk meja satu dan satu lagi sumbangkan Firanda di catur kilat meja 4.
Dua medali perunggu diraih Marzuki Tarigan di meja tiga kelas catur cepat dan M. Hatta meja empat untuk catur kilat.
Kemampuan tim jembolang ini dalam membawa 9 medali ke Tanoh Gayo, diapresiasi ketua Percasi Aceh Tengah Pijas Visara. Menurutnya, kepada Dialeksis.com di sela-sela pengalungan medali di Oprom Pemda Pidie, tim Catur Aceh Tengah sudah berjuang maksimal dalam merebut medali.
“Alhamdulilah kita bisa membawa 9 medali, dalam olahraga banyak diluar pridiksi. Semoga ke depanya kita lebih sukses lagi dalam menggapai prestasi,” sebut Pijas.
Tim jembolang dari Gayo Lut ini, merupakan tim catur yang solid, mereka mampu membangun kebersamaan dan kekompakan tim. Buah dari kebersamaan itu mereka membawa 9 medali. (Dialeksis.com)
Comments are closed.