Takengon | Lintas Gayo : Macetnya pasokan air bersih di kota Takengon sejak beberapa waktu belakangan ini ternyata membawa berkah bagi Lukman Aman Desi penduduk Kampung Lemah Burbana yang sehari-hari bekerja sebagai pembuat sumur bor.
Saat di temui sedang membuat sumur bor di jalan Lembaga Kampung Kemili Takengon, Selasa (2/8) dikatakan Lukman dalam sebulan tiada kurang dari 10 sumur bor yang dia buat.
Lukman yang bekerja bersama seorang anak buahnya biasa diberi upah Rp.1,8 – Rp.2 juta persumur yang berhasil mendapatkan air.
Dia telah 6 tahun bekerja sebagai pembuat sumur bor dan saat awal-awal usahanya di tahun 2005 hanya 1-2 orang yang meminta jasanya tapi setelah mulai macetnya air pasokan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tawar semakin banyak orang meminta jasa mereka.
Selain dia, diungkap Lukman ada pembuat sumur bor lainnya di Takengon diantaraya Adi, penduduk Kampung Kemili yang juga telah cukup lama menekuni pekerjaan pembuat sumur bor. “Dalam sebulan tidak kurang dari 12 buah sumur bor di buat Adi,” kata Lukman.
Selain mereka, di Takengon juga ada sekitar 10 pengusaha pengeboran sumur yang juga mempekerjakan 1-2 orang.
Alat yang dipakai cukup sederhana. Sebuah mesin pompa air dan beberapa batang pipa yang telah di potong sesuai ukuran yang disesuikan serta selang air dan sebuah ember besar.
“Dalam satu hari mereka dapat membuat 1 sumur bor dengan kedalaman lebih dari 20 meter dan dengan kualitas air yang baik,” pungkas Lukman. (zmd)
rejekikbetulgayo, PDAM sudah berusaha untuk membangun fasilitas air bagi masyarakat. rejekikbetulgayo kentutnya gak berbunyi bau lagi.bisanya nyalahin jema. udah kentut gak bunyi nuduh jema ilen.
bgitu banyak sumber air disana, kok gak bisa ngalir air ke kota. astagfirullah alazim.
Bebuli ku Burni Ujung Karang Nangkok di le win oya kati dor PDAM terang gelep Lagu Jema Bimeren