Oleh Dr. Darul Aman, MPd
Sebagaimana diketahui bahwa pendidikan tidak terlepas dari desain kurikulum karena kurikulum itu sendiri sebagai patokan/acuan dalam menjalankan program pendidikan. Tulisan ini merupakan kali ke-tiga dalam pengembangan model kurikulum pendidikan yang sudah dilayangkan penulis melalui media www.lovegayo.com. Dengan membaca artikel singkat ini, kawan-kawan guru/dosen sebagai tenaga pengajar kiranya lebih banyak belajar/mempelajari materi pelajaran untuk bisa diterapkan kepada peserta didik dengan berpedoman kepada pengembangan kurikulum itu sendiri yang bersifat kekinian (Darul Aman, 2009, Arwizet, 2007, Yarmis, 2004, Junaidi, 2006, Abdellah, 2008, dan Mahasir, 2009). Memang benar bahwa kemajuan pendidikan saat ini justru bermula dari desain kurikulum model lama yang pernah dikembangkan di Indonesia, seperti: kurikulum 1974, 1984, dan 1994. Perkembangan terus menerus berubah karena sejalan pemikiran yang maju dan menginginkan peserta didik bisa memperoleh life skill untuk memudahkannya mengahadapi dunia kerja.
Kurikulum model sistemik Beauchamp mengidentifikasi serangkaian pembuatan keputusan penting dalam dunia pendidikan yang saat ini masih terpakai dalam pengimplementasian rangkaian materi ajar. Ada beberapa pemikiran Beaucham yang berpengaruh terhadap penerapan kurikulum, diantaranya sebagai berikut:
- Adanya arena rekayasa kurikulum. Untuk mengimplemntasikan kurikulum pendidikan harus ada wadah yang tepat berupa wadah/lembaga pendidikan guna bagaimana menerapkan, mengevaluasi dan merevisi pengembangan rekayasa kurikulum tersebut. Dengan adanya arena rekayasa kurikulum maka diharapkan mampu menunjukkan perbandingan ketepatan-mana yang bisa terpakai dan mana yang memerlukan perbaikan yang berlanjut.
- Memilih dan melibatkan: 1) spesialis, tenaga spesialis merupakan tenaga ahli dalam bidang rancang bangun kurikulum pendidikan. Tenaga spesialis ini mampu menciptakan bentuk yang tepat dengan membaca perkembangan zaman sehingga pendidikan secara terus menerus berkembang, 2) guru kelas, tenaga pendidik sebagai ujung tombak pendidikan karena guru yang mengajar di kelas paling banyak mengetahui perkembangan materi ajar, dengan demikian guru 99% keterlibatannya dalam me-update kurikulum pendidikan setiap saat, 3) para profesional dalam sistem sekolah, tenaga profesional bisa menjadi sumber inspirasi bagi perkembangan pendidikan karena dengan hadirnya tenaga profesional berarti melakoni satu bidang ilmu dengan sebaik dan seoptimal mungkin dengan tujuan menerampilkan peserta didik itu sendiri, dan 4) para profesional ditambah beberapa anggota masyarakat dari berbagai lapisan yang diambil secara refresentatif. Tenaga profesional dan masyarakat sebagai pemilik product pendidikan maka sangat diperlukan saran kritikan yang hadir dari mereka.
- Organisasi dan prosedur perencanaan kurikulum, yakni langkah-langkah yang harus diikuti dalam merumuskan tujuan, menganalisis kompetensi, memilih materi dan kegiatan belajar. Tujuan merupakan hakikat dari sebuah rancangan, peserta didik mampu melakukan, terampil mengerjakan sesuatu yang ada dari materi ajar, peserta didik mampu mengembangkan bermacam-macam tiori sesuai dengan perkembangan. Lalu, menganalisis perkembangan kurikulum terkait dengan materi ajar-apakah relevan dengan kekinian atau tidak. Selanjutnya, memilih materi pelajaran perlu dilakukan karena menyesuaikan dengan konteks yang ada, dan melakukan kegiatan belajar dengan berbagai usaha dengan tujuan agar peserta didik dengan mudah memahami, menguasai, memperaktikkannya, menyenangkan dan terus menerus senang belajar (Darul Aman, 2011).
- Implementasi kurikulum. Penerapan kurikulum merupakan reaksi masukan dari berbagai elemen dan sesuai dengan perkembangan pendidikan sehingga akan menghasilkan pengetahuan objektif dan mampu/trampil meningkatkan tarap hidup masyarakat.
- Evaluasi kurikulum. Dalam hal ini minimal memiliki empat dimensi: 1) evaluasi terhadap kurikulum yang digunakan guru, 2) evaluasi desain kurikulum, 3) evaluasi lulusan, 4) evaluasi sistem kurikulum.
Gambaran di atas, menunjukkan bahwa evaluasi terhadap pengembangan kurikulum model Beaucham ini digunakan untuk memberikan kesinambungan serta pertumbuhan dari tahun ketahun atau perseuaian dengan konteks. Secara umum, model ini sudah dianggap lengkap (ada rancangan, tujuan, analisis, dan evaluasi), namun masih terdapat berbagai pertanyaan yang tak terjawab dalam proses rekayasa kurikulum. Dalam beberapa hal, model ini hampir sama dengan model administratif, terutama dalam orientasinya dari atas kebawah (bersifat sentralistik).
Referensi:
Abdellah, 2008. Rekayasa Kurikulum dan Penerapan Model. Seminar Kurikulum Pendidikan. Medan.
Arwizet, 2007. Perbandingan KBK 2004 dan KTSP 2006. Bedah Buku Kuliah Umum Kurikulum Pendidikan. Riau.
Darul Aman, 2009. Analisis KTSP 2006. Seminar Kurikulum Pendidikan. Serilangon, Jambi.
Darul Aman, 2011. Kesiapan Guru Sekolah Dasar Aceh Tengah dalam Meningkatkan Kualitas Belajar Siswa. Takengon.
Junaidi, 2006. Remedial Pengembangan Kurikulum KTSP 2006. Seminar Pendidikan. Bukittinggi.
Mahasir, 2009. Kajian Kurikulum KTSP 2006 dengan Home Schooling. Seminar Kurikulum Pendidikan. Palembang.
Yarmis, 2004. Sejarah Perkembangan Kurikulum Pendidikan di Indonesia. Padang.
* Guru SMA 1 Takengon dan Dosen Bahasa Inggris STAI GP Takengon