Jakarta | Lintas Gayo – Mahasiswa yang berasal dari tanoh Gayo dinilai masih kurang dalam memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Lebih-lagi lagi, PTN favorit di Indonesia dan melalui Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SMNPTN). “Mahasiswa Gayo masuknya yang susah. Tapi, kalau sudah masuk perguruan tinggi (PT) biasanya mereka akan berprestasi,” kata Diana Adriani S kepada Lintas Gayo, Selasa (25/10).
Pada dasarnya, diakui Diana yang pernah mewakili Indonesia dalam ITU TELECOM WORLD 2009 di Jenewa, Swiss, mahasiswa Gayo mampu, berkualitas, dan cerdas-cerdas. Di sisi lain, mereka perlu beradaptasi lebih lanjut. Dalam amatannya, pun kalau ada yang minder dan kurang aktif, barangkali jumlahnya hanya sebagian kecil. Karenanya, himbau mantan siswa berprestasi Aceh tahun 2003 dan 2004 tersebut, perlu dibuka pintu masuk khususnya ke PTN buat mahasiswa Gayo oleh pihak-pihak terkait di daerah.
Senada dengan Diana, Dra. Dardanila, H.Hum, Dosen Departemen Sastra Indonesia USU mengatakan, mahasiswa dari Takengon di USU mampu mengikuti perkuliahan dengan baik. Dilihat dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) juga mampu bersaing dengan mahasiswa lainnya. “Satu kebanggaan buat saya, mereka tamat tepat pada waktunya. Bahkan, ada yang tamat lebih awal. Kelemahannya saya pikir tidak ada,” kata Ila.
Selain itu, ungkap mahasiswa Doktor yang sedang mendalami kajian Linguistik Historis Komparatif (LHK) di USU itu, mahasiswa dari Takengon yang dilihatnya di USU juga aktif dalam organisasi intra, ekstra, dan sampai ke tingkat nasional. Bahkan, Ila mencontohkan, beberapa diantaranya ada yang sempat jadi mahasiswa berprestasi fakultas, berprestasi tingkat universitas, dan terbaik Indonesia. Juga, aktif dalam pelbagai kegiatan riset dan perlombaan di USU, Sumut, dan tingkat nasional untuk bidang biologi dan elektro. (al-Gayoni)