Takengon| Lintas Gayo – Hak-hak rakyat Gayo atas mega proyek Perusahaan Listrik Tenaga Air (PLTA) Pesangan yang memanfaatkan sumber daya alam dari Danau Lut Tawar harus diperjuangkan dan karenanya kita atas nama Rakyat Gayo Raya akan membahas dan memusyawarahkannya besok, Sabtu (24/12/2011) malam, demikian pernyataan Zulfan Digara Gayo, inisiator diskusi tersebut kepada Lintas Gayo disela-sela persiapan tempat acara yang akan digelar di Hotel Linge Land Takengon, Jum’at (23/12/2011).
Dijelaskan, pada pertemuan yang akan diisi dengan diskusi dengan pemateri diantaranya Impel, Ilham Iskandar, Zulfan Diara Gayo dan aktivis mahasiswa tersebut mengambil tema “Rakyat Gayo Raya dan PLTA”, dilatarbelakangi dibutuhkannya kekuatan ekstra rakyat Gayo Raya untuk menyongsong pelaksanaan mega proyek PLTA Pesangan.
“Gayo perlu kekuatan besar dalam rangka mewujudkan cita-cita rakyat Gayo yang damai, bermartabat, sejahtera dan setara dengan suku-suku bangsa dibelahan dunia ini,” kata Zulfan Diara berapi-api.
Nah, untuk mewujudkan cita-cita tersebut, lanjut mantan aktivis era reformasi tahun 1998 ini, wilayah Gayo dianugerahi modal dasar berupa sumber daya energi raksasa, yakni danau Lut Tawar dan sumber energi panas bumi (geothermal-red) yang tidak semua wilayah memilikinya.
“Jika rakyat Gayo tidak terlibat langsung dalam pengelolaannya, maka kekayaan tersebut tidak akan bisa mewujudkan cita-cita tersebut. Apa yang harus kita lakukan ?, ataukah Gayo akan ter-Aborigin-kan ?” imbuhnya bernada tanya.
Jawabannya, menurut Zulfan Diara, ada pada jiwa dan roh rakyat Gayo Raya itu sendiri. “Uwetmi ko rakyat Gayo, sesilen pumu ni baju, ti daten ko tembuni Gayo mongot pudederu, ken tawar roh muyang datu. Uwetmi ko rakyat Gayo,” seru Zulfan Diara menyebutkan syair lagu Tawar Sedenge ciptaan AR Moese Sapdin.
terakhir dia menyatakan harapannya agar para pembaca Lintas Gayo dapat hadir di acara yang digelar Sabtu (24/12/2011) sekira pukul 10.00 WIb tersebut. “Pemberitaan di Lintas Gayo ini adalah Pemango (undangan-red), jadi harapkan kehadirannya,” pungkas Zulfan Diara.
(Kha A Zaghlul/03)
.