Takengen | Lintas Gayo – Kalangan elemen sipil di Aceh Tengah dan Bener Meriah membuka posko pengaduan masyarakat terkait dengan kasus agraria dan isu lingkungan di dua kabupaten tersebut.
Kalangan masyarakat sipil ini terdiri dari unsur LSM, mahasiswa dan lembaga eksternal kampus lain yang berasal dari dua Kabupaten yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah. Mereka juga, selain membuka posko juga telah melakukan pemetaan dan inventarisir berbagai kasus lingkungan, serta pelanggaran hukum dan HAM.
Pendirian posko ini bertujuan untuk menindaklanjuti berbagai kasus agraria dan lingkungan agar bisa diselesaikan dengan berbagai upaya, baik lewat advokasi atu pendampingan maupun jalur hukum, hingga tidak kejadian hal-hal yang tak diinginkan seperti halnya di daerah lain di Indonesia.
“Posko pengaduan masyarakat ini, bersekretariat di kantor LSM Puspa dengan alamat di Kampung Pinangan Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah,” ujar Jufriandi dari LSM Puspa yang ditunjuk sebagai penanggungjawab Posko pada LG usai rapat pembentukan Posko, Sabtu (21/1) di Takengon.
Dikatakannya, pembentukan posko itu juga untuk menyikapi kasus lingkungan yang ada di dua kabupaten tersebut sebagai langkah awal kepedulian terhadap masyarakat yang selama ini yang secara umum belum mempunyai tempat untuk menyampaikan persoalan-persoalan terkait dengan kasus agraria dan lingkungan hidup yang kini menjadi isu nasional.
Sementara itu, Baitsyah aktivis di Lembaga Jaringan komunitas Masyarat Adat (JKMA) Lut Tawar mengatakan posko ini di buat agar kedepannya permasalahan masyarakat yang terkait dengan isu-isu agraria dan lingkungan yang terjadi di dua kabupaten dapat terselesaikan dengan prosedur yang ada dan tidak merugikan sebelah pihak.
“Ini perlu, mengingat saat ini di kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah banyak perusahaan pertambangan yang sedang dan akan beroperasi,” ungkap Baitsyah.
Berdasarkan hasil kesepatakan bersama elemen sipil di Aceh Tengah dan Bener Meriah, selaku penanggungjawab posko pengaduan ini dipercayakan kepada Jufriandi dari LSM Puspa, Pelaksana program diserahkan kepada Zulfan dari LBH Pos Takengon, dan Koordinator Data Base dikomandoi Rahmadi.
Disamping itu Posko ini juga di isi sejumlah anak muda kreatif yakni Yusni Umar sebagai relawan, Bait syah (respon kasus), Darmasadra (humas), Mukrojat (logistic) dan advokasi/kampanye dipercayakan kepada T. Zainal Amri. (Konadi/red.04)