SITI ROSITA menunjukan kekagumanannya kepada perempuan di Gayo yang punya semangat dan tanggungjawab tinggi kepada daerah dan keluarga. Siti Rosita yang biasa disapa Kiki Muzakir Manaf menilai, pedagang di pasar tumpah, jalan putri Ijo, Takengon, memang didominasi kalangan perempuan.
“Perempuan Gayo hebat-hebat,” kata Kiki Mualem kepada The Atjeh Post selepas melakukan kunjungan ke pasar tumpah, Takengon, Kamis pagi 21 Juni 2013.
Selain mengunjungi pasar Rakyat, Kiki Mualem menyempatkan diri berkunjuung ke Lepo Gayo, yakni pabrik Kopi Gayo tertua di Takengon. Kesempatan itu, Kiki bertanya seputar proses penggilingan kopi hingga kemudian kopi tersebut di ekspor ke luar negeri. “Luar biasa, rupanya biji dan bubuk kopi Gayo sudah di ekspor sejak tahun 70-an, dan saya belum lahir ketika itu,” jelas Kiki.
Kiki mengaku, dia sendiri tidak menyangka kalau Gayo punya potensi ekonomi yang sangat besar. Disamping kondisi alamnya juga hebat. “Begitu saya masuk Takengon, langsung ada perubahan alam dan udaranya. Saya suka udara dingin di sini,” lanjutnya.
Kehadiran Kiki Mualem di Takengon atas undangan ibu-ibu muda di Gayo yang tergabung dalam Forum Habluminalla Habluminannas (H2). Direncanakan siang ini Kiki Mualem akan memberi pencerahan di forum H2, setelah itu dijadwalkan meninggalkan Gayo pada sore harinya. (Sumber : The Atjeh Post)