Jakarta | Lintas Gayo – Setelah genap empat bulan, kini buku Tutur Gayo (Cet 2) segera rampung. “Pastinya, cetakan kedua ini isinya lebih menarik, lengkap, kaya, dalam, tebal, dan komprehensif,” kata penulisnya, Yusradi Usman al-Gayoni di Jakarta, Rabu (29/8/2012)
Dalam cetakan kedua ini, turut dimuat temuan arkeologis Badan Arkeologi Medan “Ceruk Mendale dan Ceruk Ujung Karang” terkait identitas Gayo. Disamping itu, ungkapnya, ada pula temuan-temuan baru terkait bentuk dan fungsi tutur itu sendiri. “Ternyata, di atas rekel masih ada bentuk tutur Gayo lagi, yaitu titok atau keleng,” sebutnya. Jadi, orang Gayo mengenal sebelas tingkatan tutur. Mulai dari titok atau keleng (orang tuanya rekel) sebagai tingkatan pertama/tutur teratas sampai piut (cicit) sebagai tingkatan terendah.
Juga, soal merah dalam kaitannya dengan tutur gelar. Lebih luas, dalam hubungannya dengan proses Islamisasi di Aceh. “Dalam etimologi bahasa Gayo, merah itu berarti raja. Ini makin relevan dengan temuan para arkeolog dari BALAR Medan. Sebelum Islam datang, orang Gayo sudah lebih dulu ada di pesisir. Baru, ke pedalaman dengan menyusuri sungai-sungai yang ada,” katanya.
Tutur di sini banyak dikaji dari aspek linguistik, histori, antropologi, sosiologi, dan arkeologi (merujuk pada temuan arkeologi). “Banyak hal-hal baru di sini. Termasuk, tutur yang berfungsi sebagai pencegah konflik dan pencipta harmonisasi sosial. Jadi, isinya lebih menarik,” katanya.
Saat ini, dia sendiri sedang mengupayakan dana percetakan buku tersebut. Meski sudah 4 bukunya yang terbit, namun hasil penjualannya masih belum bisa diharapkan untuk membantu biaya percetakan buku ini. Apalagi, yang buku-buku Gayo. Pasalnya, minat beli dan baca buku masyarakat Gayo secara umum masih sangat rendah.
“Enti mulo kin untung, kin sen cetak ke pe gere tentu ulak,” katanya. Menurut pengakuannya, dia sempat menyampaikan masalah ini ke Pemerintah Kabupaten Bener Meriah (21/3/2012). Termasuk, berbicara langsung dengan Bupati terpilih, Ruslan Abdul Gani (28/8/2012). Sayangnya, Pemerintah Kabupaten Bener Meriah belum bisa membantu (SP/red.03)