Kampar | Lintas Gayo – Kotingen Aceh pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 gagal total, terutama dalam cabang Olahraga Pencak Silat. Dari lima atlit silat Aceh yang dikirim, tidak ada satupun yang mampu meraih emas.
Dua pesilat harapan Aceh hanya mampu menembus semifinal yakni Syahru Mubarak yang harus mengakui keunggulan keunggulan pesilat Jawa Tengah Rahmat Fitroh R yang bermain fuul power di GOR Bangkinang (16/9). Sebelumnya, satu pesilat putri, Wulandari kelas A putri juga kandas di semifinal.
Dengan gugurnya, Syahru Mubarak ini, pupuslah harapan IPSI Aceh mencatat rekor dengan mengukir emas. Padahal, sebelumnya KONI Aceh menargetkan 1 emas dari olahraga seni beladiri nusantara ini.
Pada awal pertandingan dikelas F putra pada babak pertama Syahru bermain dengan penuh semangat dengan posisi nilai saling kejar mengejar dengan peselat Jawa barat namun di dibabak ke nasib sial menimpa syahru terkena bantingan dari pesilat Ramad dan posisi mental syharu menurun derastis dan tidak dapat berdaya lagi menghadapi seliat jawa barat tersebut yang bermain dengan gagah berani serta fuul power.
“Mungkin ini yang terbaik yang bisa saya berikan untuk Aceh dan saya meminta maaf kepada semua masyarakat Aceh khususnya masyarakat Gayo yang selama ini telah mendukung baik secara moril maupun matril tidak dapat memberikan sesuai harapan,” ujar Syahru usai bertanding.
Pelatih Lapang Dada
Menyikapi kegagalan Syahru pelatih pencak silat Aceh Mansyur Syah kepada Lintas Gayo (16/9) mengungkapkan kita berlapang dada dengan hasil yang diperoleh atlit dengan dua medali perunggu atas nama Wulandari kelas A putri dan Syahru Mubarak di kelas F putra.
“Apa yang kita usahakan selama ini sudah maksimal mungkin ini merupakan kehendak Allah SWT sebagai takdir dapatnya demikian dan patut kita syukuri serta menjadi introfeksi bagi kita untuk kemajuan Pencak Silat di Bumi rencong,” elak Masyur.(Zan.KG/red.04)