SURABAYA – Senyum sumringah anak-anak Taman Bacaan Masyarakat Kasih Bunda Dukuh Kupang Surabaya sangat menyejukkan hati ketika mereka mengikuti kegiatan ALIS dan KURMA (Ayo Menulis dan Kumpul Buku Bersama), Sabtu (27/7), di Surabaya. Beberapa di antara mereka ikut membaca puisi. Walau puasa, semangat mereka tetap luar biasa.
“Kami melihat masih ada harapan untuk negeri ini. Optimisme itu tumbuh di hati kami saat bersilaturahim dengan adik-adik dari Taman Bacaan Kasih Bunda. Melihat semangat mereka, keceriaan mereka, kejujuran mereka, negeri ini sangat pantas bangga memiliki calon-calon pencerah dunia seperti mereka di masa depan,” ujar Yudha Prima, Koordinator Forum Aktif Menulis (FAM) Cabang Surabaya, Minggu (28/7), mengungkapkan suka citanya atas kegiatan yang digelar FAM Cabang Surabaya itu.
Bintang-bintang kecil di Taman Bacaan Masyarakat itu memperlihatkan potensi hebatnya di Lomba Puisi Ramadhan dan juga membaca puisi berjudul “Kami Memang Bocah” karya Farida Meyda WestliferS-b. Mereka bersemangat, masing-masing ingin tampil yang terbaik.
Menurut Yudha Prima, acara itu digagas dalam rangka mengenalkan FAM Indonesia sebagai salah satu komunitas penulis nasional yang fokus membina generasi muda. Kegiatan ini juga bersamaan dengan Kopdar (Kopi Darat) anggota FAM Cabang Surabaya yang ke-11.
Pada kesempatan tersebut turut hadir anggota FAM Surabaya, di antaranya Hanum Hiyanumz, Dyan Pramestii, Vivid Habib, Rusli Akhmad Junaedi, juga Mbak Farida dan Mas Handoko Ndog, pengelola Taman Bacaan Masyarakat Kasih Bunda Surabaya.
Gerakan literasi FAM Indonesia di hari yang sama juga diadakan di Sumatera Barat. Pengurus FAM Sumatera Barat (Sumbar) mendapat kesempatan mengisi materi Motivasi Menulis untuk pelajar setingkat SMP dan SMA dalam rangkaian kegiatan Pesantren Ramadhan di Mushalla Al-Kautsar Ampang, Kota Padang. Acara tersebut diikuti 30-an peserta.
Tampil sebagai pemateri Sekretaris FAM Wilayah Sumbar Denni Meilizon, didampingi Befaldo Angga, Humas FAM Wilayah Sumbar. Mereka memberikan materi menulis dan sosialisasi FAM Indonesia. Moderator Muhammad Abrar, yang juga menjabat sebagai Koordinator Kerohanian dalam kepengurusan FAM Wilayah Sumatera Barat.
Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti uraian-uraian motivasi tentang kepenulisan. Mereka bertanya, mengomentari dan mengungkapkan pengalamannya dalam menulis. Ada beberapa orang yang sudah mencoba untuk memulai menulis, walau hanya sebatas dalam buku harian dan catatan saja.
“Untuk itulah motivasi menulis ini sangat diperlukan guna menumbuhkan kepercayaan diri serta menguatkan minat siswa ini memasuki dunia kepenulisan,” ujar Denni Meilizon.
Di hadapan peserta pesantren Ramadhan, Denni menguraikan bahwa menulis itu sangat mudah asal ada kemauan. Yang dibutuhkan adalah semangat dan kesiapan untuk menjadi penulis, seraya memberikan beberapa contoh penulis-penulis yang tetap konsisten menulis walaupun pekerjaan tetap mereka bukan sebagai penulis.
Sementara itu, Befaldo Angga mengimbau kepada peserta Pesantren Ramadhan, bagi yang ingin mendapatkan motivasi menulis secara berkelanjutan dapat bergabung menjadi anggota FAM Wilayah Sumatera Barat.
Kegiatan ini diakhiri dengan pembagian doorprize berupa buku puisi “Kidung Pengelana Hujan” dan buku “…dan Aku pun Jadi Penulis” terbitan FAM Indonesia. (REL)