Redelong | Lintas Gayo – Pada pagi sekitar pukul 09.00 Wib saat wartawan Lintas Gayo menyambangi para aktivis masyarakat di bawah tenda berukuran 2 x 1 meter, yang berada komplek DPRK Bener Meriah pada Sabtu, (2/11/2013), terlihat puluhan karton yang berisikan tulisan kekecewaan menempel pada dinding DPRK Bener Meriah ditambah sepasang pakaian dalam wanita dan keranda jenazah yang sengaja di buat oleh para demonstran sebagai bentuk protes.
Menurut Nasri symbol yang ditunjukan tersebut merupakan bentuk kekecewaan mereka kepada anggota DPRK. Dijelaskannya, Keranda dimaksudkan sebagai simbol bahwa seluruh fraksi dan parpol yang ada di Bener Meriah dianggap gagal, karena membiarkan kadernya berbuat sesuka hati tanpa memperdulikan nasib rakyat.
“Sebagai contoh, dana aspirasi yang selama hampir lima tahun bergulir, masyarakat tidak pernah tau sudah di kemanakan, dan secara tidak langsung telah membunuh istilah ”dari rakyat untuk rakyat,” tegasnya.
Lebih lanjut Nasri menambahkan, pakaian dalam merupakan sesuatu yang menurutnya harus dipakai anggota dewan, karena DPRK kerja mereka sama saja seperti wanita yang menggunakan lipstik pada malam hari,” ungkapnya, sembari menambahkan mereka tidak tegas dalam memutuskan dan menindak lanjuti pemasalahan-permasalahan kedaerahan.
“Anehnya lagi kita belum pernah tau dan mendengar bahwa DPRK Bener Meriah telah membuat Qanun (peraturan daerah-red) yang menyangkut kesejahteraan rakyat,” tutup Nasri dengan nada kesal. (Konadi A/R-Tn)