Banda Aceh | Lintas Gayo – Gubernur Aceh dr Zaini Abdullah, membuka secara resmi Rapat Koordinasi Kopertis se-Indonesia. Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Asisten II Pemerintah Aceh, Azhari SE, MSi, Gubernur menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Kementerian Pendidikan RI dan pimpinan Kopertis se-Indonesia yang telah memberi kepercayaan kepada Kopertis 13 wilayah Aceh, sebagai tuan rumah pelaksanaan. Rabu (27/8/2014).
“Untuk itu, saya mengucapkan selamat datang kepada para undangan. Semoga Bapak dan Ibu bisa mengikuti pertemuan ini dengan tenang, seraya menikmati suasana Aceh yang damai dan menyejukkan,” ujar Gubernur.
Gubernur menambahkan, ditunjuknya Kopertis 13 sebagai tuan rumah merupakan sebuah kehormatan, mengingat Kopertis 13 Aceh tergolong masih sangat baru. Kopertis 13 Aceh resmi berdiri pada 16 Januari 2014, atau baru berusia tujuh bulan.
“Di usia yang relatif muda ini, Kopertis 13 diharapkan mampu melakukan tugasnya sebagai Pembina PTS di daerah ini. Mudah-mudahan pelaksanaan Rakor ini mendorong kinerja Kopertis Aceh lebih optimal, dan kami juga berharap Rakor ini menghasilkan rekomendasi yang terbaik untuk dijadikan sebagai rujukan dalam penguatan dan pembinaan PTS yang ada di Indonesia.”
Data dari Kementerian Pendidikan, perguruan tinggi di Indonesia mencapai 3.151, dari jumlah itu, sebanyak 3.068 atau 97 persen merupakan Perguruan Tinggi Swasta atau PTS. Sedikitnya 72 persen mahasiswa Indonesia belajar di PTS dan hanya sekitar 18 persen yang belajar di PTN. Jumlah pengajar di PTS juga lebih banyak jika dibandingkan dengan di PTN.
“Aceh termasuk wilayah yang memiliki pertumbuhan PTS yang cukup pesat. Seiring lahirnya Undang-Undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh yang memberi keistimewaan bagi Aceh dalam bidang pendidikan, berbagai PTS hadir mewarnai dinamika pendidikan di daerah ini. Saat ini terdapat 107 PTS di Aceh yang kesemuanya berada dalam pembinaan Kopertis wilayah 13. Pertumbuhan ini tentu menggembirkaan, karena menunjukkan tingginya semangat pemuda Aceh mendapatkan pendidikan di Perguruan Tinggi.”
Gubernur melanjutkan, jumlah PTS yang cukup besar tentu membutuhkan pembinaan dan pengawasan, apalagi dengan jumlah mahasiswa yang sangat banyak, sudah pasti PTS memiliki peran signifikan dalam mempersiapkan anak-anak muda terpelajar masa depan. Di sinilah peran Kopertis sangat dibutuhkan untuk memastikan agar proses dan sistem pendidikan di PTS berjalan transparan, akuntabel dan berkualitas. Dengan kata lain, Kopertis harus mampu memberikan dukungan bagi keberadaan PTS, sehingga arah pembangunan generasi muda berjalan sebagaimana yang diharapkan.
Seiring perkembangan zaman, maka sudah pasti proses pembinaan dan pendidikan generasi muda harus disesuai dengan situasi yang berkembang di masa depan. Sebagaimana kita ketahui, arus globalisasi kini telah masuk ke segala arah, termasuk di sektor pendidikan. Dunia yang seakan tanpa batas telah pula menghadirkan persaingan yang kian semakin ketat di kalangan generasi muda. Mau tidak mau dunia pendidikan harus mampu menyesuaikan dengan kondisi ini. Oleh sebab itu kemandirian PTS dalam menghadapi persaingan harus diperkuat dengan langkah-langkah peningkatan kualitas.
Gubernur menjelaskan, dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebenarnya telah menekankan perlunya strategi dasar untuk memperkuat daya saing di kalangan perguruan tinggi. Oleh sebab itu, keberadaan Kopertis sangat penting untuk memastikan agar strategi penguatan daya saing itu benar-benar dipatuhi, sehingga PTS di Indonesia tidak lagi hadir untuk menampung mahasiswa yang tidak diterima di PTN, tapi menjadi lembaga tinggi yang benar-benar menjadi tujuan utama bagi generasi muda yang ingin meningkatkan kapasitas diri.
“Untuk itu, Kopertis kita harapkan jangan hanya sebagai lembaga administrasi yang bertugas melegalisir ijazah lulusan PTS, atau melaksanakan sosialisasi kebijakan Dikti atau pun hanya sekedar menganalisis laporan evaluasi PTS. Lebih dari itu, Kopertis harus benar-benar mampu menjalankan tugas sebagai pemantau, pengawas, pengevaluasi, perencana serta Pembina bagi PTS. Dengan demikian PTS dapat menjalankan misinya sebagai wadah peningkatan kepasitas intelektual anak bangsa, dan alumni PTS mampu berkiprah secara luas di berbagai bidang.”
Gubernur berharap dengan diselenggarakannya rakor, Kopertis mampu merumuskan pola-pola terbaik dan efektif untuk mendorong kualitas PTS sehinggga langkah menuju peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia berjalan dengan baik.
“Akhirnya, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Rapat Koordinasi Kopertis Se-Indonesia yang berlangsung mulai hari ini, 27 Agustus hingga 31 Agustus 2014, dengan ini resmi saya nyatakan dibuka. Terimakasih,” pungkas Gubernur.
Rakor Kopertis yang mengambil tema Membangun Sinergisitas Menuju Standar Nasional Pendidikan Tinggi tersebutakan digelar selama empat hari (27-31/8). Hadir dalam kegiatan tersebut 14 Koordinator Kopertis se-Indonesia didampingi oleh para Sekertaris Pelaksana (Sespel).
Selain itu, hadir pula Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, Ketua MPD Aceh dan Ketua MPD Kota Banda Aceh. Acara diakhiri dengan penyerahan kepada para pemenang Lomba debat bahasa Inggris dan sesi poto bersama. Di penghujung acara (31/8) para peserta akan diajak tur ke objek wisata tsunami yang ada di Kota Banda Aceh dan sekitarnya. (Ngah)
Adapun Daftar juara debat bahasa inggris Kopertis wilayah XIII Aceh;
- Juara I (Universitas Syiah Kuala) Alfi Khairina Jamil, Pocut Aldila Nadiva, Zaky Ardian Akhyar
- Juara II (Universitas Serambi Indonesia) Hayatun Nisa, Cut MUslina, Septhia Irnanda
- Juara III (STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh) Mulyadi Syahputra, M. Abrar, Regina Rahmi.